Untuk check up standar, seperti cek kesehatan sekali setahun, memang gratis (baik untuk kesehatan secara umum, gigi, maupun mata). Namun, sekalinya sakit, cuma dikasih diskon harga konsultasi. Terakhir, suamiku mengalami iritasi kulit. Kami harus bayar $127 untuk sekali konsultasi dengan spesialis kulit, dengan durasi ngobrol sama dokternya 5 menit saja. Itu sudah harga diskon dari asuransi kesehatan. Tetap saja, masih mahal.
Hari ini, Selasa 7 Oktober 2025, aku coba cek situs kantor suami buat lihat langsung proses open enrollment ini seperti apa. Aku syok.
Pilihan Sedikit, Harga Selangit
Waktu aku masuk halaman pilihan medical coverage, aku kira aku bakal dikasih pilihan dari berbagai perusahaan asuransi kesehatan. Ya, paling nggak mirip waktu aku pakai asuransi kesehatan dari pemerintah waktu itu. Eh, ternyata, pilihannya cuma dari satu perusahaan, yaitu Aetna. Kami cuma bisa pilih jenis plan-nya, mau bayar premi berapa dengan coverage seperti apa.
Saat ini kami memang tidak bayar premi apapun. Kantor yang bayar. Aku baru tahu, ternyata, perusahaan suami bayar premi $1087/bulan! Hanya untuk asuransi yang ngasih diskon biaya konsul. Emang sih, biaya konsul ke dokter kulit yang $127 itu, aslinya $250 (kalau tanpa asuransi) 😈
Belum lagi, banyak banget rincian biaya dan S&K-nya. Misalnya, untuk bisa sampai asuransi kesehatan ini meng-cover biaya konsul apapun, kami harus mengeluarkan duit pribadi sampai $3250 dulu (perorang) dan $6500 (satu keluarga). Itu pun gak 100% gratis. Ada biaya 10% yang harus dibayar tiap konsul. Kalau kamu pingin ikutan geleng-geleng kepala, kamu bisa baca dokumen di bawah ini.
Sayangnya, plan ini sudah tidak berlaku lagi. Plan yang bisa kami pilih, sekarang punya batas deductible lebih tinggi $50. Artinya, kami harus bayar semua biaya konsultasi ke dokter sampai $3300 (perorang) barulah asuransinya mau bayarin biaya konsul kami. Kalau kayak gini mah, kerja di sini sampai 10 tahun bukannya dapat benefit yang makin bagus, malah makin jelek.
Ini kan pilihan plan paling murah, kami gak perlu bayar premi apapun. Nah, untuk plan lainnya yang kudu bayar premi, aku coba sajikan tabel perbandingannya di bawah ini.
Seandainya aku pilih plan paling murah, aku harus bayar premi $129/bulan. Berarti pertahun bayar hampir $1550. Uang segitu dibayar hanya supaya konsul ke dokter umum cukup bayar $25. Namun, selama setahun kemarin, Alhamdulillah, hanya suamiku yang perlu konsul ke dokter. Hanya keluar $127 dibanding $1550 + $50 (karena konsulnya di spesialis kulit). Nah loh, masa jadi keluar uang percuma sampai ribuan dolar coba?
Pilihan Asuransi Gigi dan Mata
Asuransi kesehatan yang aku bahas di subjudul sebelum ini tidak meng-cover kesehatan gigi dan mata. Aku harus pilih provider asuransi kesehatan gigi dan mata secara terpisah. Untuk asuransi kesehatan gigi pilihannya cuma dua plan dari Guardian: premi $0 atau $20/bulan (perusahaan bayar $200an/bulan). Bedanya cuma kalau yang $0/bulan tidak meng-cover ortodontik (kawat gigi) sama sekali. Kalau yang $20/bulan, meng-cover 50% biaya ortodontik.
Aku sudah berpengalaman mencari dan membeli sendiri asuransi kesehatan gigi. Waktu itu aku bayar sekitar $50/bulan yang meng-cover satu orang. Berarti asuransi kesehatan gigi dari perusahaan saat ini termasuk harga standar ($200/bulan untuk 4 orang). Hal yang penting diperhatikan buat asuransi kesehatan gigi adalah berapa besar maksimum biaya perawatan yang ditanggung asuransi. Asuransi ini menanggung maksimal $1500/orang pertahun.
Besaran maksimum yang ditanggung asuransi ini (seingetku) sama dengan asuransi kesehatan gigi yang aku pakai dulu. Namun, ada jebakannya. Kalau dulu, aku periksa ke dokter gigi buat check up, dianggap gratis. Beda dengan asuransi kesehatan gigi ini. Check up tahunan pun dihitung biayanya berapa dan mengurangi jatah $1500/orang pertahun. Padahal, di dokumen asuransi tertulis bahwa tindakan preventif (cek tahunan) itu ditanggung. Aku kira, maksudnya ditanggung itu gratis!
Aku cerita dikit soal check up kedua anakku. Anak pertama aku bawa ke klinik dokter gigi biasa (bukan khusus anak). Klaim dari klinik minta asuransi bayar $465, tapi asuransi cuma bayar $243 dan angka ini mengurangi jatah $1500 pertahun milik anakku.
Aku cobain anak kedua aku bawa ke klinik dokter gigi khusus anak. Klaim dari klinik minta asuransi bayar $358, tapi asuransi cuma bayar $217. Walah, kalau dulu pas aku punya banyak masalah gigi, terus pakai asuransi kesehatan gigi kayak gini, menyalaa dompetku! Syukur banget dulu asuransi kesehatan giginya banyak menanggung tindakan yang susah dan mahal kayak root canal dan crown.
Kayaknya, buat asuransi kesehatan gigi saat ini, aku pilih yang gak bayar premi aja. Toh percuma. Periksa gigi buat cek tahunan (tanpa ada masalah gigi) aja udah ngurangin jatah maksimum pertanggungan asuransi. Belum tentu juga bakal pakai servis ortodontik. Jadi, ngapain harus keluar $240/tahun? Mending nantinya aku cari asuransi kesehatan gigi yang beneran menanggung segala hal kalau memang ada masalah gigi.
Selanjutnya, untuk asuransi kesehatan mata, cuma ada satu pilihan. Oh iya, sebenernya, di semua jenis asuransi yang ditawarkan, sebagai bagian dari benefit, ada pilihan untuk waive coverage alias nggak mendaftarkan diri untuk jenis asuransi ini. Buat asuransi kesehatan mata ini sih, buat apa di-waive. Toh, kami gak perlu bayar apa-apa. Premi yang dibayarkan perusahaan adalah $31/bulan.
Sejauh ini yang pernah cobain pakai asuransi ini cuma anak pertamaku. Untuk check up tahunan, gratis (waktu itu tambah $30 buat suatu teknik penginderaan). Pas anakku harus ganti resep kacamata, asuransi ini menanggung frame sampai $150 dan untuk lensa, aku bayar 10% saja (sekitar $20).
Pilihan Jenis-jenis Asuransi Lainnya
Urusan milih asuransi belum kelar, guys. Pertama, masih ada voluntary life plans atau asuransi jiwa. Asuransi ini yang ngasih duit buat pewaris kalau orang yang diasuransikan meninggal dunia. Pilihannya cuma dua: mau daftar atau enggak. Kalau daftar, preminya dibayar sendiri (perusahaan gak bayar sama sekali). Preminya tergantung berapa uang maksimal yang bisa diterima pewaris. Kalau coverage-nya $80k, preminya $11/bulan. Maksimal coverage $300k, preminya $41/bulan. Tahun lalu suamiku ternyata daftar ini. Jadi, gajinya kena potongan $41/bulan. Setelah diskusi sama suami, ganti coverage-nya $150k aja, jadi preminya $20/bulan.
Kedua, ada critical illness plan atau asuransi kesehatan khusus penyakit kritis, kayak stroke, serangan jantung, kanker. Maksimal coverage $20k (buat bayarin treatment), perbulan preminya $12 (dibayar sendiri, perusahaan gak ikutan bayar). Ini sih di-waive aja. Keluarga kami punya perjanjian kalau ada yang sakit parah, mending pulang ke Indonesia aja. Semoga Allah selalu menyehatkan kami.
Ketiga, ada accident plan atau asuransi kalau terjadi kecelakaan. Asuransi ini tidak menggantikan medical insurance, tapi kayak ngasih tambahan uang kalau kejadian. Misal, patah tulang. Tetep harus ke RS dulu, dapet treatment dulu, dikasih tagihan dulu dari RS, baru klaim asuransi ini. Kalau klaimnya diterima, ntar dari accident plan ngasih sejumlah uang. Perbulan preminya $25 (bayar sendiri). Tahun lalu, suamiku juga daftar asuransi ini.
Terakhir, ada hospital plan atau asuransi kalau masuk rumah sakit. Ini mirip-mirip accident plan. Harus masuk RS dulu, nanti dikasih duit sekian dolar. Aku skimming sekilas, perhari cuma dikasih $150, padahal setauku masuk RS perhari tuh ribuan dolar, loh. Amit amit, Ya Allah. Semoga gak perlu berurusan sama rumah sakit sama sekali. Asuransi ini harus bayar sendiri, $17 perbulan. Dah lah, waive aja.
Ribet? Begitulah. Harusnya BPJS lebih simpel. Semua ke-cover. Tapi mungkin coverage-nya sangat minimum, ya?
Posting Komentar
Posting Komentar