Setelah mengunjungi kota Bellevue, WA secara langsung selama dua hari, kami memutuskan untuk tinggal di apartemen Overlook at Lakemont. Otomatis, berdasarkan zonasi tempat tinggal, anak kami akan bersekolah di Sunset Elementary, di bawah Issaquah School District. Rangking sekolahnya cukup baik: 150 dari 1100. Sekarang tinggal satu hal yang mengganjal, apakah anak kami masih bisa melanjutkan di gifted program (akselerasi)?
Telpon Ke Sekolah
Salah satu caranya, aku tanya langsung ke sekolahnya. Ternyata, semua anak yang daftar baru di sistem sekolah di Washington state, akan ditempatkan di kelas sesuai usianya. Artinya, untuk anak kami yang usianya 6 tahun, dia pasti akan ditempatkan di 1st grade.
Kalau aku ingin anak kami masuk ke gifted program di sana, aku harus mengajukan referral batasnya 10 hari setelah masuk. Lalu anak kami akan menjalani tes. Jadi, kalau seorang anak berada di gifted program suatu state, ketika pindah ke state lain dia tidak otomatis masuk gifted program lagi.
Selain itu, ternyata, gifted program (atau istilahnya highly capable) di Issaquah School District itu beda. Untuk K sampai grade 2, anaknya masih di kelas yang sama. Cuma bedanya dikasih instruksi yang berbeda atau ditarik keluar dari kelas selama beberapa jam untuk pelajaran tambahan. Ya elah, masih lebih bagus di Chicago Public School, dong?
Di ISD malah baru ada gifted program kelas terpisah di grade 3. Itu pun cuma di dua sekolah, jadi harus pindah sekolah. Masa, proses administrasinya ribet, programnya begini aja? Di CPS malah cuma tes sekali, masuk kelas gifted terpisah, terus kurikulumnya terpisah. Agak kecewa.
Menggali Informasi Online
1. Pendaftaran Sekolah Secara Umum
2. Highly Capable (Gifted)
Semua pencarian dimulai dari situs utama https://www.isd411.org/programs-services/gifted-highly-capable. Buat anak kami, proses pendaftarannya setelah masuk sekolah melalui September referral. Dokumen yang diperlukan ada di situs ini https://www.isd411.org/programs-services/gifted-highly-capable/referral-process/new-student.
Untuk asesemennya, bisa dilihat di situs ini https://www.isd411.org/programs-services/gifted-highly-capable/testing seperti CogAT (ini persis tes yang dilakukan anak kami dulu sebelum masuk gifted program di Chicago Public School) dan iReady (di sekolah anak kami juga pakai ini).
Ada dokumen legal dan resmi soal program ini yang bisa dilihat di situs ini https://apps.leg.wa.gov/WAC/default.aspx?cite=392-170. Dari sana bisa dilihat kalau program highly capable in berbeda dengan gifted program di CPS.
Untuk K sampai grade 2, murid tetap berada di kelas biasa tetapi diberi instruksi yang berbeda atau diminta keluar dari kelas untuk dapat pelajaran tambahan. Kalau mau kelas yang terpisah, ada di MERLIN Program hanya untuk grade 3, 4, 5 dan hanya di Apollo Elementary dan Endeavour Elementary.
Jadi nanti pas grade 2 ada universal testing, alias semua anak dites. Nah, selain MERLIN program ada SAGE program yang cuma pull-out siswa gitu, bukan kelas terpisah.
Yep, ini ribet sejujurnya.
Proses Pendaftaran Pindah Sekolah
Setelah pindah ke apartemen baru akhir Juni lalu, aku mulai mengikuti alur pendaftaran sekolahnya. Pertama, awal Juli lalu, buat akun di situs ISD. Aku cicil isi form di dalamnya sambil nunggu tagihan listrik di sini keluar. Dokumen yang diperlukan:
1. Akta kelahiran/paspor
2. Riwayat imunisasi
3. Tagihan listrik atas nama orang tua
4. Bukti tempat tinggal (dokumen kontrak sewa apartemen)
5. Paspor/identitas orang tua
6. Dokumen tambahan: dokumen adopsi, rapot dari sekolah sebelumnya, atau hasil tes
Aku udah beres isi belasan form di sana, tinggal satu yang masih mengganjal. Tagihan listrik pertama belum keluar. Duh, aku sampai bolak-balik cek situs penyedia layanan listrik sampai akhirnya telpon juga karena akhir bulan udah berlalu. Ternyata tagihannya masih nunggu tiga harian. Ehe ehe.
Akhir Juli beres submit form pendaftaran. Awal Agustus dapat email pemberitahuan pendaftaran anakku diterima dan dikasih akses akun Family Access. Habis itu isi form daftar ulang (Enrollment Verification Process). Tiap hari aku dapet email buat beresin dan submit EVP itu soalnya deadlinenya tanggal 13 Agustus.
Jujur, bagi aku mixed feeling, sih. Semua prosesnya kan dilakukan secara online, gak kayak di Chicago yang mesti dateng ke sekolah buat daftar ulang. Mana harus ngisi belasan form pake tangan. Formnya juga gak boleh dibawa pulang! Kan pegel, yak. Proses daftar sekolah di sini lebih efisien TAPI agak frustrating juga.
Masalahnya, masuk sekolah kan tanggal 29 Agustus, masa sampai tanggal 20an belum ada info apa-apa. Lha, terus piye buat keluarga yang baru masuk ISD kayak kami? Nggak ada tur sekolahnya sama sekali, nih?
Masih mending di Chicago, sebulan sebelum anakku masuk Pre-K dikasih kesempatan merasakan sekolah lewat program summer school selama seminggu. Di sekolah berbeda, seminggu sebelum masuk Kindergarten, sekolahnya ngadain bagi-bagi tas dan alat tulis gratis sekalian jumpa guru. Pokoknya orang tua pasti udah pernah ke sekolah sekali atau dua kali selama sebulan sebelum masuk.
Akhirnya tanggal 21 Agustus dapat email undangan ke sekolah tanggal 27 Agustus nanti. Ya elah, dua hari sebelum masuk banget, ya?
Belum lagi kami ambil opsi anak kami dijemput bus sekolah. Cuma dikasih tau lokasi penjemputannya di nama jalan dekat apartemen tapi gak ada peta titik penjemputannya. Lah, terus aku harus nunggu di mana nanti?
Pokoknya banyak banget yang harus aku figure out dalam waktu kurang dari seminggu. Ini gak ideal buat "manusia". Iya, ideal buat sistemnya. Efisien banget. Gedung sekolah baru didatengin orang tua H-2 mulainya tahun ajaran. Tapi ini kan lembaga untuk mendidik manusia, ya? Bukan mencetak komputer yang harus seefisien mungkin? Kok kurang manusiawi?
Update: ternyata aku kurang jeli baca semua informasi di website. Pas aku cek lagi, ternyata ada mobile app buat tracking busnya. Ada peta dan rute yang dilewatin bus. Jadi, nanti aku bisa aja tinggal lari dari apartemen kalau busnya udah mau nyampe ehe ehe
Hari Pertama Sekolah
Tanggal 27 Agustus, jam 4 sore bakal ada pengumuman penempatan kelas yang bisa diakses melalui akun keluarga di situs sekolah. Waktu aku cek, belum ada apa-apa. Sekitar 15 menit kemudian, aku dapat email dari wali kelasnya. Di sana tertulis nama kelas anakku dan barang apa aja yang harus dibawa ke sekolah BESOKnya. (Udah kayak tugas bawa barang di Indonesia, belum? Wkwk)
Jam 5 sore, kami pergi ke acara sekolah untuk siswa baru. Siswa beserta keluarganya dikumpulkan di aula. Ternyata, di sini cukup diverse. Asia, ada. African-American, ada. Bule, ada. Bahkan, dalam presentasi singkat kepsek, ada 27 bahasa berbeda yang diucapkan anak Kindergarten doang. Wow.
Setelah dengerin presentasi 15 menit, kami diminta melakukan "scavenger hunt". Diminta mencari tempat-tempat yang tertera pada kertas (ada foto-fotonya juga). Kalau udah beres, nanti anak-anaknya dapet frozen pop. Sebenernya ini tuh disuruh tur sekolah.
Sekolahnya cukup besar. Kelas 1 aja ada 4 kelas dengan masing-masing kelas berisi 17 siswa. Ada banyak lapangan rumput. Area lahannya luas.
Belum juga satu jam, pintu-pintu udah mau ditutup alias kami udah diusir. Akhirnya, hari itu aku ke playground deket kantor sambil nunggu suami pulang terus belanja kebutuhan sekolah.
Besoknya, 28 Agustus 2024, jam 10 pagi ada kegiatan meet the teacher. Itulah pertama kalinya kami ketemu Mrs. Edwin, wali kelas anakku. Mrs. Edwin menyerahkan selembar kertas yang ternyata, lagi-lagi, meminta kami melakukan self tour berkedok "scavenger hunt".
Aku sama anak pertamaku keliling-keliling kelas buat liat di mana bangkunya, tempat naroh backpack, dan lain-lain. Baru juga muter-muter 20 menit, udah diusir lagi :')
Jujur, ini sistem sekolahnya terlalu efisien sampai kurang manusiawi. Seperti serba diburu-buru, gak santai, kurang kekeluargaan. Beda banget waktu anakku Kindergarten dulu. Ada pertemuan bahas kurikulum gifted plus tur sekolah yang ditemani staf sekolah. Ada back-to-school-bash (bagi-bagi alat tulis). Hari pertama juga orang tua boleh antar anak ke sekolah SAMPAI ke dalam kelas. Rasanya lingkungannya itu warm, friendly, dan ... manusiawi. Jadi, meskipun ada pressure dan tantangan yang berbeda buat anak seumurannya (karena akselerasi), sebagai orang tua masih bisa ngerasa tenang. Toh, lingkungan sekolahnya santai dan "bisa dijangkau" dengan mudah.
Sampai sekarang, bahkan gak tau cara hubungi sekolah pakai apa. Apakah cuma email ke gurunya? Belajarnya apa? Gak ada info banget, nih?
Kamis, 29 Agustus 2024 akhirnya sekolah! Hari pertama aku anter sampai sekolah. Menarik sekali, petugas yang bawa flag buat berhentiin mobil pas ada yang nyebrang itu anak-anak sekolah. Satu hal yang bikin syik-syek-syok. Gara-gara gak ada dress code, anak-anak cewek pakai celana super pendek! Uwiw. Mana aku pernah liat poster "kesetaraan" pakai latar pelangi. Hadeh...
Proses Pendaftaran Program Highly Capable
Berdasarkan cerita anakku, apa yang dia pelajari di kelas memang dari dasar kelas 1. Karena dia udah pernah belajar (waktu Kindergarten) dan aku yakin dia juga perlu dikasih tantangan, aku jabanin deh proses pendaftaran sekolah yang panjang ini.
Pertama, aku harus isi form September Referral. Formnya cuma dibuka dari tanggal 1-15 September. Aku cuma perlu isi Google Form dan siapin dokumen berikut:
- Prior school based or state testing- Standardized assessments
- Report cards (rapot)
- Gifted/Highly Capable eligibility and placement letters from previous district.
Aku udah email distrik sekolah di Chicago buat minta hasil testing yang dulu anakku lakukan sebelum diterima Gifted Kindergarten. Jawabannya, mereka gak punya. Aku mesti tanya ke sekolah.
Aku email juga gifted program coordinator di sekolahnya dulu. Dia juga bilang gak punya. Ah, elah. Dia cuma bisa kasih surat keterangan anakku pernah masuk gifted program. Jadi, yang bisa aku kasih cuma rapot sama skor i-Ready (testing yang umum dilakukan buat liat level reading dan math anak sekolah).
Next, aku tunggu hasil dari komite seleksi multidisiplin (terdiri dari guru, psikolog, dan sejumlah profesional lainnya) apakah anakku lolos untuk tes. Sekitar tanggal 25 September bakal diemail keputusannya gimana. Kalau lolos, tanggal 30 September dan 7 Oktober anakku bakal ngejalanin tes Cognitive Aptitude Test (semacam tes IQ) dan i-Ready.
Tanggal 19 September dapat email yang menyatakan anakku lolos tahap dokumen dan diundang mengikuti tes hari Sabtu, 21 September 2024 jam 8:30-11:20 pagi di gedung administrasi Issaquah School District (ISD). Ternyata sistemnya semua anak kelas 1 yang diundang tes disuruh ngerjain soal tertulis secara serempak meskipun soalnya didikte sama penguji. Beda sama pas Kindergarten dulu, anaknya masuk satu-satu, ditunjukin soal terus penguji masukin jawaban yang dipilih anak.
Hasilnya bakal aku tulis di bagian bawah.
Beda State, Beda Sistem Sekolah
Meskipun masih sama-sama di US, beda negara bagian, berarti kita bakal masuk sistem sekolah yang sangat berbeda. (sok bikin list di sini)
Salah satu yang paling bikin shock adalah rapot yang sangat berbeda. Kalau di Chicago, pakai skor huruf (A, B, C, D) sedangkan di sini pakai angka (4, 3, 2, 1). Di Chicago rapot dibagian per-quarter (triwulan), sedangkan di sini per-semester. Mabok kan?
Jadi, kalau pindah state ya siap-siap aja bakal belajar lagi soal kebijakan sekolah yang baru. Pindah state itu ibarat anakku sekolah di Jawa Barat terus pindah ke Aceh dan ternyata sistem sekolahnya beda banget!
Hal-hal yang Tidak Terduga
Baru juga dua minggu sekolah, ternyata anakku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman sekolahnya. Seorang anak cewek memukul, mengancam, dan memalaknya saat berada di bus dalam perjalanan pulang. Aku yang lelah langsung melemparkan semua keluhanku kepada wali kelasnya.
1. Dinakalin sama temennya
2. Anakku cerita kalau dia dipanggil oleh seorang guru di tengah pelajaran. Dia sendirian pergi ke kelas lain untuk menjalani tes. Aku tidak pernah diberitahu sebelumnya.
3. Aku kesal dengan betapa minimnya informasi yang diberikan oleh walikelasnya! Masa satu-satunya kanal informasi cuma email satu arah? Lah dulu pas Kindergarten ada grup walikelas dan para orangtua di aplikasi. Wali kelas rutin ngirim foto, informasi, atau apapun yang dikerjakan si anak sehari-hari. Lah ini, dua minggu hampir gak ada apa-apa.
Syukurlah, wali kelas anakku gercep menjawab kekhawatiranku. Kasus anak yang nakalin anakku disampaikan ke staf bagian pendisiplinan. Aku sempat dapat email dan telpon soal progres penanganan kasus ini.
Lalu, aku juga dihubungi oleh guru yang memberi ujian ke anakku. Aku bakal cerita detailnya di bawah.
Soal informasi, yah, sepertinya aku harus menyesuaikan ekspektasi. Di sekolah baru ini mungkin memang bakal banyak kurangnya dibanding sekolah anakku dulu di Chicago. Asalkan anaknya seneng sekolah dan enjoy, ya udah.
Program Tambahan untuk Anakku
Ternyata, anakku diberikan tes khusus anak baru yang menggunakan lebih dari satu bahasa. Nama tesnya WIDA tes. Guru yang memberikan tes adalah Multilingual Learning (MLL) teacher. Anakku dipanggil dua kali dalam dua hari berbeda untuk menjalani tes di komputer. Tesnya mungkin kayak kita tes IELTS. Ada listening, reading, speaking, sama writing.
Entah bagaimana, nilai tes anakku dianggap belum cukup baik sehinggal dia tetep perlu support dari guru MLL. Kata gurunya, kurang di bagian writing. Jadi, guru MLL ini masuk ke kelas tiap hari Selasa sama Kamis, duduk di sebelah anakku, mastiin anakku ngerti pelajaran, atau ngajarin vocabulary baru.
Kalau kata suami sih, ya bagus dong. Berarti anakku bakal dapat perhatian tambahan di sekolah. Meskipun aku masih ngerasa kayak, kenapa harus dikasih tambahan? Dulu selama sekolah 2 tahun di Chicago juga gak pernah dapet tambahan. Toh anakku itu lancar berbahasa Inggris kok.
Hasil Tes Highly Capable
Tanggal 8 November, sebulan setengah setelah anakku tes, aku dapat email. Sebelumnya aku udah dapet hasil iReady (tes standar nasional untuk mengukur kemampuan Math dan Reading anak) yang masuk 99 percentile alias top 1% dari seluruh anak Amerika kelas 1 yang ngikutin tes ini.
Ternyata, hasil CogAt (tes psikologi) anakku kurang. Baru di kisaran 95 percentile. Kalau mau lolos, ya harus 99 percentile juga :')
Lagi-lagi aku kecewa. Ah, ujianku tinggal di tempat baru adalah memenej kekecewaan. Beda dengan pas tinggal di Chicago dulu, ujiannya adalah survive di tempat baru sendirian wkwk.
Nah, tanggal 12 November aku dateng ke sekolah anakku untuk Parent-Teacher conference. Itu kayak kalau kita ambil rapot di sekolah anak terus ngobrol sama gurunya. Surprisingly, anakku ternyata begitu disukai wali kelasnya.
Katanya, anakku termasuk the highest student (yang paling pinter). Terbukti, kemampuannya sudah sesuai dengan target akhir tahun untuk grade 1, padahal sekarang belum sampai setengah tahun wkwk. Kemampuan reading dan mathnya udah jauh di atas rata-rata anak kelas satu di sekolahnya. Anakku juga berperilaku sangat baik dan suka menolong. (Suka menabung juga gak ya? wkwk)
Penutup
Akhirnya, aku sadar. Yang sekolah itu anakku. Aku gak perlu pasang ekspektasi apapun buat sekolahnya (kecuali udah sangat menyimpang dari nilai dan norma yang aku pegang). Aku liat, anakku seneng banget ke sekolah. Bahkan katanya, lebih asyik daripada di Kindergarten dulu. Asalkan di enjoy, ya aku juga seneng :)
Posting Komentar
Posting Komentar