Ilma Hidayati Purnomo

Paketku Berisi iPad Raib di Depan Apartemen

Demikianlah rasanya tinggal di kota metropolitan seperti kota Chicago. Tinggal di tempat padat penduduk dan sebagian besar dihuni oleh African-American, berbagai modus kejahatan mengintai di sekitar tempat tinggal. Mulai dari hilangnya paket, penjambretan, hingga penembakan menjadi momok bagi kami para pendatang.

Tanggal 12 Desember lalu, setelah melakukan diskusi, pak suami ingin beli iPad untuk keperluan studinya. Seperti biasa, kami membelinya secara online, entah lewat Amazon atau situs resmi Apple. Paketnya diperkirakan sampai tanggal 15 Desember.

Secara mendadak, pak suami ngajakin jalan-jalan ke luar kota. Aku sudah menanyakan perihal paket yang mau datang. Ia bilang, pasti sampai lah. Meskipun pengiriman paket di sini tuh, agak... Gimana, ya?

Penyedia Servis Pengiriman Paket

Di sini, hanya ada tiga perusahaan pengirim paket yang terkemuka: UPS, FedEx, dan USPS. USPS bisa dibilang kayak kantor pos di Indonesia, sedangkan UPS dan FedEx kayak JNE. Nah, carrier (orang yang nganterin paket ke rumah-rumah) USPS itu pegang kunci apartemen dan kotak surat apartemen, lho! Jadi mereka bisa akses ke lobby apartemen dan ninggalin paket di sana.

Tentu saja, akses kayak gitu gak dimiliki UPS dan FedEx. Kalau ada paket yang dikirim oleh UPS, siap-siap pasang telinga kalau-kalau bel apartemen dipencet sama mereka. Seringnya, karena si penerima gak segera keluar dari apartemen dan bukain pintu paling luar apartemen, carrier UPS bakal pencetin SEMUA bel di apartemen. Yes, semua penghuni dibikin berisik sama ini orang wkwk

Kalau tetep gak ada yang bukain pintu, gimana? SOP-nya sih mereka bakal kirim informasi di tablet atau alat komunikasi mereka kalau penerimanya gak ada (terutama buat barang elektronik). Terus, mereka tempelin stiket di pintu terluar apartemen, ngasih tau kalau mereka udah ke sini dan gak ada yang terima paket serta kapan mereka bakal melakukan pengiriman ulang. Kalau kami liat informasi tracking paketnya pun, ada informasi yang sama.

Sebelum beli iPad, pak suami pernah beli iPhone dan mengalami hal seperti ini. Padahal kami semua ada di apartemen. Sayangnya, label nama kami, yang ditempel di sebelah bel di deket pintu luar, rusak karena kena panas dan hujan. Setelah aku perbaiki, paket pun sampai ke tangan kami tanpa perlu ditinggalkan di pintu luar.

Sayangnya, gak semua carrier kayak gini. Ada aja yang slebor, asal tinggal di depan pintu apartemen. Meskipun gak ada informasi apa isi paketnya, buat paket berisi barang elektronik pasti ada label khususnya. Label itu berisi info kalau di dalemnya ada baterai. Mungkin mereka punya penanganan khusus untuk pengiriman baterai. 

Ya jelaslah, disuguhin barang elektronik di pintu luar, siapa yang gak mau? Yang ada pemiliknya aja ditodong pakai senjata api. Lah, ini tinggal angkut...

Alur Pelaporan Paket Hilang

Sebenernya, pas lagi di luar kota, kami minta tolong temen satu apartemen buat ngecek dan masukin paket ke dalam apartemen. Dia bilang, dia udah masukin paket. Iya, memang bener ada box paket yang dia masukin. Tapi bukan punya kami. Fix, paket itu udah raib, gak ada yang liat.

Setelah browsing dalam keadaan kecewa dan kesal, kami menemukan dua tempat pelaporan: penyedia servis pengiriman barang (UPS) dan penjual barang (Apple). Kalau di UPS, kami perlu login dan mengisi data-data soal barangnya selengkap mungkin untuk file a claim. Mulai dari isinya (termasuk IMEI-nya), harganya, hingga memastikan apakah kami sudah mengecek ke sekitar apartemen. Habis ngisi ini, ada konfirmasi ke email dan sebetulnya ada telpon juga, tapi saat itu kami lagi telpon sama pihak Apple.

Kami menemukan satu halaman di situs Apple supaya customer service-nya nelpon ke kami. Cukup masukin nama dan nomor HP, gak sampai dua menit ditelpon balik deh. Cerita panjang lebar lah soal hilangnya paket ini, kecewa juga sama carrier UPS yang ninggalin barang di pintu depan gitu aja. Terus disuruh nunggu 3 hari kerja buat telpon lagi dengan case number yang dikirim ke email.

Kami telpon lagi sesuai janji. Ternyata mereka masih harus melakukan investigasi di bagian pengiriman karena barang yang kami beli bertmasuk refurbished (produk elektronik yang sudah pernah sampai ke tangan konsumen tapi dikembalikan ke Apple dan diperbaiki lalu dijual ulang dengan harga lebih rendah). Dari hasil investigasi, mereka bakal menentukan apakah bakal dikirim produk pengganti atau di-refund. Kami disuruh menunggu 3 hari kerja lagi,

Ternyata, gak sampai sehari ada email yang ngabarin kalau mereka bakal ngirim produk pengganti. Yeay, alhamdulillah!

Jadi, dari paketnya hilang tanggal 15 Desember, besoknya telpon buat lapor kehilangan, sampai produk penghantinya sampai tanggal 24 Desember. Hanya perlu 9 hari sampai iPad baru sampai di rumah :D

Langsung buat main Need For Speed wkwk

Berbagi cerita di kolom komentar, yuk kalau di Indonesia, misal pas paket sampai ke rumah tapi ga ada yang nerima, biasanya gimana? Atau misal, paketnya hilang, lapornya ke mana? Biar temen-temen yang lain bisa belajar dari pengalaman kita! 


Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

2 komentar

  1. Weeehhh, Mbaaaak. Alhamdulillah bisa dapat pengganti. Kereeen. Aku deg-degan bacaeee. Oh ya penasaran nih mbk. Refurbished ini macem barang second bukan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga second. Jadi, barangnya udah pernah dijual dan sampai ke konsumen. Tapi dibalikin ke Apple karena ada kerusakan. Dibenerin lagi sama Apple nya terus dijual lagi dengan harga lebih rendah. Masih bergaransi, legal, dan sama aja sih kayak beli baru. Kan kami beli dari Apple nya langsung :D

      Hapus

Posting Komentar