Ilma Hidayati Purnomo

Nusantara (Bagian 3): Harapan dan Rencana

Posting Komentar
Beres membahas masa lalu (apa yang aku rasakan terhadap nusantara) dan masa kini (apa yang aku usahakan untuk tetap terikat dengan nusantara), sekarang aku ingin menuliskan rencana dan harapanku untuk nusantara. Menjadi presiden dan memperbaiki sistem pemerintahannya yang bobrok? Oh, tentu saja bukan itu. Saya tak sanggup!

Bagian terakhir dari tulisan untuk Tantangan Blogging Level Up Mamah Gajah Ngeblog ini aku dedikasikan untuk mencatat semua rencana yang ingin aku lakukan kalau nanti sudah dapat rezeki bisa pulang ke tanah air. Itu sebabnya, tulisan ini bersifat open dan akan terus di-update :)


Eksplorasi Alam

Tinggal di salah satu negara bagian dengan pesona alam terbaik di Amerika Serikat membuatku tersadar, nusantara harusnya punya keindahan alam yang lebih bagus, loh. Bayangkan, di sini kalau mau ke pantai berarti harus pergi ke sisi paling barat atau paling timur Amerika. Kalau tinggal di bagian tengah Amerika dan pingin ke pantai, harus puas dengan pantai danau.

Berbeda dengan Pulau Jawa yang seperti pulau kecil jika dibandingkan dengan luasnya Amerika. Semua penduduk di Pulau Jawa harusnya punya akses yang mudah ke pantai. Sayang, tidak semua pantai terawat dengan baik dan bebas dari sampah. Namun, setidaknya ada puluhan pantai yang masih cukup bersih di sekitar tempat mertuaku tinggal, Trenggalek, Jawa Timur. Nah, karena aku bisa bertualang dengan penduduk asli (a.k.a suamiku), aku bisa mengunjungi pantai yang tidak terlalu terkenal, yang lingkungannya masih bersih. Berikut ini pantai yang ingin aku kunjungi:
  1. Pantai Sanggar
  2. Pantai Ngampiran
  3. Pantai Brumbun
  4. Pantai Pasir Putih
  5. Pantai Popoh
  6. Pantai Prigi (sekalian mengunjungi saudara ibu mertua. Biasanya kalau main ke sini selalu disuguhi kelapa muda. Ahh, nikmat sekali membayangkannya)
Selain pantai, aku juga ingin merasakan hiking di Indonesia. Sejak pindah ke Seattle, aku mulai sering hiking karena ada bukit buat hiking tepat di belakang apartemenku! Semudah itu aksesnya (juga gratis). Jalannya juga ramah untuk anak-akan. Aku bahkan beberapa kali pergi ke sana hanya bersama bocah 6 dan 4 tahun.

Kalau di Trenggalek, setiap mau pergi ke pantai, kami harus melewati bukit dulu. Ada beberapa bukit yang bisa ditempuh dengan mobil, ada juga yang harus ditempuh dengan jalan kaki. Selain bukit dekat pantai, di belakang rumah mertua juga ada bukit yang biasa digunakan untuk tempat take off paralayang. Aku pingin bisa eksplorasi bukit-bukit lainnya.

Eksplorasi Makanan

Membicarakan makanan nusantara selalu membuatku menelan ludah. Membayangkan kuah berempahnya, sate daging yang empuk, atau es-esnya yang menyegarkan membuatku ingin langsung pesan tiket pesawat hahaha. Meskipun aku selalu bersemangat membicarakan ingin makan apa di Indonesia, aku punya satu kekhawatiran. Gimana kalau keracunan? Ini topik yang selalu hangat dibicarakan ketika ada teman kami yang pulang ke Indonesia membawa anaknya. Adaa saja cerita sakit perut, mual, muntah, dan men*ret.

Ah, daripada membayangkan keracunan, lebih baik aku membayangkan makanan apa saja yang ingin aku makan kalau nanti bisa pulang kampung, seperti:
  1. Pindang daging khas Trenggalek
  2. Jenang (sebutan untuk bubur-buburan manis seperti bubur candil dan bubur pacar)
  3. Susu kedelai
  4. Nasi pecel
  5. Nasi gegok (nasi plus sambel teri yang dibungkus daun pisang)

Cek Kesehatan

Bukankah healthcare di US lebih baik dari Indonesia? Menurut aku, lebih baik memang, tapi harganya gak masuk akal. Masa melahirkan di rumah sakit hanya menginap 3 hari bisa habis $30.000?!

Karena overpriced itu lah aku malas sekali kalau disuruh cek kesehatan di sini. Aku baru bisa ke dokter kalau lagi punya asuransi kesehatan seperti waktu hamil dan melahirkan. Sekarang, kami punya asuransi kesehatan tetapi tidak serba gratis. Kami tetap harus bayar sekian persen dari harga umum yang juga tetap kurang masuk di kantong (contohnya, konsultasi 5 menit di dokter kulit bayarnya $127).

Nah, kalau di Indonesia kan harga konsultasi ke dokter spesialis di rumah sakit sekalipun berkisar di Rp 500.000 ($30). Jadi lebih enak lah kalau mau ke dokter buat cek ini itu.

Masih banyak rencana lainnya yang ingin aku tambahkan di sini. Nanti aku update secara impulsif kalau sudah kepikiran :D


Ilma
Ibu rumah tangga yang kadang belajar hal baru, menulis, memasak, atau ngajar anak. Saat ini tinggal di Amerika Serikat.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar