Ilma Hidayati Purnomo

Pengalaman Membeli Mobil dari Teman

Beli mobil mendadak dalam waktu 3 hari saja!

Ceritanya begini. Hari Sabtu lalu, 10 Juni 2023, kami sekeluarga lagi main di rumah keluarga Indonesia lain di Naperville, 1 jam lebih nyetir mobil dari apartemen. Terus tiba-tiba suamiku bilang ke temennya, "Mas mau beli mobil gak? Ditawarin temenku." Padahal keluarga ini juga udah punya mobil.

Rupanya, teman kami yang lain sedang menjual cepat mobilnya. Mereka akan pulang ke Indonesia hari Kamis depan dan saat itu mobil belum terjual. Bayangkan, kurang dari seminggu mereka harus menjual mobilnya!

Terus kami bahas lah, mobilnya jenis Honda Odyssey. Mau dijual $2500 aja, jual rugi banget karena udah kepepet. Kasian aja, sih, udah mau pulang tapi masih diribetin sama urusan jual mobil.

Besoknya, aku DM istrinya temen suami yang mau jual mobil. Aku tanya detailnya. Mobilnya itu tahun 2009, odometernya 178.000 miles (sekitar 286.000 km). Kalau beli mobil spek kayak gitu di dealer harusnya masih $5000an lebih.

Istri temen suami itu pas di chat nanya, "Mbak tertarik mau beli?" Aku bilang enggak, kok. Mau ditawarin ke temen. Aku tawarin ke temenku yang mau dateng ke Chicago bulan September nanti. Ternyata dia bilang belum tertarik.

Itu tuh kejadiannya Minggu pagi. Lha kok, siangnya suamiku bilang, "Gimana kalau kita beli aja? Masih bisa dijual lagi." Mana harganya udah dibanting-banting (kami tahu hal ini setelah ketemu temen Indonesia lainnya yang bilang kalau mobil ini dulunya dibeli hampir $10000).

Minggu siang itu juga, kami beneran liat-liat mobilnya, dong. Sampai bolak-balik, kami juga test drive mobil itu di interstate. First impression-ku, mobilnya masih bagus banget! Cuma ya, beda tipe aja sama mobil kami.

Mobil kami tipenya SUV, jadi modenya sport sedangkan mobil Honda Odyssey kan tipenya Passenger Van (kalau istilahku, mode luxury wkwk). Perbedaan yang kentara, pertama, suspensinya. Mobil kami suspensinya aktif dan tidak terlalu empuk. Jadi kalau ada jalan berlubang, penumpang di mobil merasakan roda masuk ke lubang secara real tapi diredam. Berbeda kalau mode luxury, suspensinya ueempukk. Tapi biasanya kurang teredam. Habis masuk lubang, masih agak bouncing gitu badan mobilnya.

Perbedaan kedua, gas dan remnya. Kalau mobil kami yang mode sport, gas dan remnya lebih pakem, responnya jauh lebih cepet. Kalau mobil mode luxury, gas dan remnya lebih selow. Tapi saking selownya, aku sampai gak sadar udah nyetir 70 mph (110 km/jam) karena berasanya haluuus banget. Beda sama mobil kami yang 60 mph aja udah berasa kenceng. Bisa dibilang, gas-gasannya lebih gahar wkwk

Perbedaan terakhir tentunya ruang mobil. Mobil kami lebih sempit. Itu pun udah kami muat-muatin dimasukin dua speda lipat dan trailer wkwk. Kalau Honda Odyssey kan luassss. 

Sore itu, suami juga nelpon orang tuanya buat diskusi. Mereka sih awalnya agak skeptis, lah kan kami udah punya mobil, kenapa beli lagi? Tapi akhirnya mereka setuju waktu suami bilang, temen kami mau pulang hari Kamis dan hari Minggu ini mobil belum kejual. Kasian banget, kan? Lagian mobil ini bisa dijual lagi, kok.

Hari Seninnya, kami lihat mobil lagi setelah dibersihkan sekaligus deal. Wkwkwk (katanya gak tertarik, ternyata beli juga). Sekalian mulai ngisi title, seller's report of sale, dan odometer disclosure statement.

Nah, di sini aku mau merangkum proses membeli mobil di Amerika Serikat dari private seller, karena kalau beli mobil dari dealer (kayak kami dulu), semua dokumen diurusin sama dealernya.

1. Transaksi Jual-Beli

Tentunya semua ini bermula dari pertemuan antara penjual dan pembeli, melakukan deal hingga melakukan proses pembayaran. Ketika semua sudah dilakukan, saatnya serah terima dokumen.

a. Pembeli dan penjual mengisi title (kalau di Indonesia, kayak BPKB)
b. Pembeli mengisi seller's report sale (semacam bon transaksi jual beli) dan odometer disclosure statement (surat menyatakan berapa odometernya) yang bisa di download dari situsnya ilsos (Illinois Secretary of States, semacam kantor SAMSAT)
c. Serah terima kunci
d. Melepas plat nomor dan disimpan oleh penjual

2. Pengurusan Dokumen

Selanjutnya adalah proses title transfer (balik nama BPKB). Semua ini dilakukan oleh pembeli.

a. Mengisi form online Application for Vehicle Transaction(s) Form (Form VSD 190) di https://www.ilsos.gov/departments/vehicles/title_and_registration/pert.html
b. Mengumpulkan semua dokumen dan pergi ke Illinois Secretary of State terdekat yang menyediakan layanan Title and Transfer secepatnya. Ada yang bilang maksimal 7 hari setelah title di tandatangani dan diberi tanggal. Ada yang menyebutkan maksimal 30 hari sebelum kena denda.
c. Mengisi form pajak RUT-50 di ilsos dan membayar sejumlah biaya-biaya lainnya. Nanti aku jelasin kalau udah pergi ke sana, ya.

Info di atas itu berdasarkan hasil browsing di internet. Nah, pas hari Rabu, sehari sebelum temenku pulang, kami janjian mau ke sebuah kantor currency exchange deket sini. Itu third party yang juga bisa bantuin urusin transfer title. Pas didatengin, ternyata harganya mahal, dong. Biayanya minimal $497 belum termasuk pajak! Wadidaw.

Mana ribet juga, diminta ID apapun (aku kasih paspor), SSN (Social Security Number yang aku gak punya), terus harus mereka foto kopi dulu. Ya udah, aku mending juga ke ilsos langsung. Padahal udah jam 3 sore. Aku sih mikirnya, biarin aja mau telat atau ngantri juga. Yang penting coba dulu.

Pengalaman Mengurus Transfer Title "Yang Sebenarnya"

Jadi, aku pergi ke kantor ilsos terdekat yang cuma dua puluh menitan naik mobil. Nama cabangnya Chicago South. Lokasinya di 9901 S. Dr. Martin Luther King Jr. Dr, Chicago, IL 60628. Pas masuk ke dalem, ternyata sepi, dong. Aku hampir gak ngantri sama sekali.

Mampir ke loket pertama, aku bilang kalau baru beli mobil dari temen. Dimita title-nya, terus aku dikasih form pajak RUT-50. Habis aku ngisi form, aku disuruh pergi ke loket pajak.

Di sana, langsung disuruh bayar $245. Bisa bayar pakai kartu.

Udah gitu aku diminta pergi ke loket auditor. Dia yang masukin data-data di komputer gitu. Terus, dokumen yang dibutuhkan cuma tiga: title, driving licence (SIM), sama form pajak RUT-50. Mereka pun percaya-percaya aja aku tulis transaksinya $2500. Tau gitu bisa aja aku tulis lebih kecil, kan? Wkwkwk (bercanda :p)

Habis itu, aku diminta pergi ke loket kasir. Disuruh bayar $306. Kalau pakai kartu ada charge-nya, jadi aku pakai cash aja.

Udah deh, aku dapet plat nomor baru. Title-nya dikirim ke rumah 4-6 minggu kemudian. Yang ternyata sampainya lebih cepet, seingetku.

Gampang banget prosesnya. Gak pake ribet. Gak sampai setengah jam. Juga, $150 lebih murah daripada di third party.

Di kantor ini juga ada pengurusan ID dan SIM. Kalau nanti SIM-ku expired dan masih di Chicago, kayaknya bakal perpanjang di sini aja. Lebih sepi dan lebih deket.


Penutup

Kalau tinggal di Chicago dan beli mobil dari pribadi, kita bisa urus dokumennya dengan mudah, kok. Di atas aku udah jelasin cara title transfer (balik nama BPKB). Selanjutnya, beli asuransi yang juga gampang banget, tinggal beli secara online. Lalu, beli juga city parking sticker.

Pengurusannya gampang, enak, no-calo-calo 😉 (Foto mobil sengaja tidak disertakan di sini. Masih ada rencana dijual lagi ke temen. Semoga aja mereka gak ada yang liat postingan ini. Kan aku juga mau ambil untung wkwk)

Update

Aku belum urus city sticker kan. Aku akhirnya pergi ke sekretariat kota gitu lah. Lucunya, dikasih pilihan gini: kalau exp Desember, bayar $150. Kalau exp Januari, bayar $120. Kedua harga ini udah termasuk denda $60 karena diurus lebih dari 30 hari sejak balik nama title. 

Ya pilih yang Januari laah. Mana kantornya sepi kagak ada yang antri. Enak banget gitu ternyata. Cuma sempet nyasar aja dari stasiun kereta. 

Dokumen yang dibutuhkan justru kartu yang ada stiker plat nomor sama surat pajak pembelian. Gak perlu title. 

Update: alhamdulillah akhirnya mobil kejual juga. Untung $2000 :D
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

Posting Komentar