Ilma Hidayati Purnomo

Teknik Membuat Paragraf yang Baik bagi Blogger

Melanjutkan seri belajar membuat paragraf bagi blogger, kali ini aku akan bahas lebih mendetail tentang teknik membuat paragraf yang baik bagi blogger. Pasalnya, masalah paling umum yang sering aku temui saat blog walking adalah... isi paragraf yang gak nyambung ditambah dengan pemutusan paragraf di tengah pembahasan. Duh, fatal banget, rasanya langsung malas baca sampai akhir!

Supaya kita tidak asal membuat paragraf lagi, sebaiknya selalu kita terapkan tiga syarat dalam membuat paragraf. Dalam Munirah (2019:46), tiga sifat ini harus dimiliki oleh paragraf agar dapat menyampaikan gagasan dengan baik.
  1. Paragraf harus memiliki kesatuan, yaitu uraian dalam paragraf hanya terpusat pada satu gagasan saja.
  2. Paragraf harus berkesinambungan, yaitu antar kalimat di dalamnya berhubungan dengan sesamanya dan memberikan makna bagi pembaca
  3. Paragraf harus memiliki isi yang memadai, yaitu memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung gagasan utama.


Setiap syarat ini akan dirinci lebih jelas dalam poin-poin di bawah.

A. Kesatuan Paragraf

Maksud paragraf yang memiliki kesatuan bisa berarti hanya ada satu kalimat topik yang didukung oleh beberapa kalimat penjelas atau paragraf yang bisa jadi memiliki beberapa unsur di dalamnya tetapi semua itu bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah maksud tunggal. Oleh sebab itu, tidak boleh sampai ada penyimpangan seperti sisipan atau interupsi yang jelas dalam urutan gagasan-gagasan dalam paragraf ataupun penyimpangan yang sifatnya gradual, menyimpang sedikit-sedikit dari tema.

Contoh paragraf yang memenuhi syarat kesatuan:
Sebagai emak-emak yang tiap bangun pagi selalu diresahkan dengan bisikan, “masak apa hari ini?”, buka aplikasi resep menjadi jalan ninjanya. Udah gak jamannya lagi nanya cara masak rawon sama mbah buyut di desa dengan resep turun temurunnya. Sekarang, para cicit yang melek teknologi dengan baik hati membagikan secara gratis resep keluarganya di internet, salah satunya di Yummy App by IDN Media.

Paragraf tersebut diambil dari artikel Review Jujur Yummy App yang aku tulis 1.5 tahun yang lalu dan memenangkan juara 3 lomba blog yang diadakan oleh Yummy App.

Dalam paragraf itu hanya terdapat satu topik, yaitu "ibu-ibu mengandalkan aplikasi resep". Ide ini didukung dengan ungkapan "sudah bukan zamannya lagi bertanya soal resep kepada mbah buyut". Pembahasan semakin khusus dengan adanya kalimat terakhir yang menyebutkan Yummy App sebagai aplikasi resep yang aku maksud.

(Info selingan: untuk mencari contoh paragraf yang memenuhi syarat kesatuan dari keseluruhan blogpost yang pernah aku tulis itu sangat susah. Benar-benar gaya tulisku jauh dari kaidah yang baik dan benar 😞)

Untuk paragraf yang sifatnya deskriptif maupun naratif juga tetap harus memiliki sifat kesatuan meskipun semua kalimat di dalamnya penting. Yang terpenting adalah semua unsur dalam paragraf itu menuju satu tujuan.

Bayangkan saja, es krim yang terbuat dari susu tapi rasanya daging sosis panggang. Ditambah dengan saus mustard asli yang rasanya kecut. Apalagi aku beneran coba makan si pickle (acar timun) yang rasanya juga kecut asin. Bener-bener merusak imajinasiku terhadap es krim yang manis, lembut, dan membahagiakan haha. Razin aja cukup mencium aromanya, udah nggak mau coba. Karena sayang, aku tetep makan sampai habis 🤣

Paragraf tersebut diambil dari artikel Makan Es Krim Sepuasnya di Museum of Ice Cream Chicago. Kalimat topiknya adalah deskripsi es krim hot dog. Semua kalimatnya menggambarkan rasa es krim itu tanpa membuat salah satu kalimat menjadi lebih penting atau kurang penting.

B. Kesinambungan (Koherensi)

Kesinambungan antar kalimat dalam paragraf terbentuk karena adanya jalinan yang erat dan peralihan/pergerakan ke kalimat setelahnya yang logis dan mulus sehingga semua kalimat tampak kompak. Mengembangkan gagasan yang logis dapat dilakukan dengan menyusun kalimat-kalimat secara kronologis atau perbandingan/pertentangan. Selain itu, kita bisa juga menggunakan penanda transisi yang tepat seperti menggunakan repetisi, konjungsi, atau pronomial yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kata atau frase transisi

  1. Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga.
  2. Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.
  3. Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya tetapi, namun, walaupun, demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.
  4. Hubungan yang menyatakan akibat/hasil, misalnya sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya.
  5. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian.
  6. Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya.
  7. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan.

2. Kata ganti

  1. Kata ganti orang digunakan untuk mengurangi penyebutan nama orang berulang kali, misalnya kata ganti orang pertama: saya, aku, -ku, kita; kata ganti orang kedua: engkau, kau, kamu, -mu, kamu sekalian; kata ganti orang ketiga: dia, ia, beliau, mereka, -nya.
  2. Kata ganti yang lain, misalnya itu, ini,tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini.

C. Kelengkapan

Paragraf harus dikembangkan dengan kalimat-kalimat penunjang. Jangan sampai isi paragraf hanyalah kalimat-kalimat yang mengulang gagasan pokok.

Penutup

Semoga semua paparan di atas memberi cukup gambaran soal teknik membuat paragraf yang baik bagi blogger. Kalau ada tambahan atau tanggapan, jangan sungkan memberi komentar!
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

1 komentar

  1. Perlu banyak-banyak latihan ya biar bisa buat paragraf yang bagus. Kadang memang sering bingung juga mau menulis dengan baik.

    BalasHapus

Posting Komentar