Sejak mulai utak-atik Wordpress, aku sadar bahwa bloger itu orang serba bisa. Bisa desain, bisa ngoding, mungkin bisa fotografi, juga jago nulis. Bentar, yang terakhir itu, serius? Yakin kualitas tulisannya setara dengan orang yang sudah menerbitkan buku solo, mahasiswa yang sudah menerbitkan jurnal, atau anak SMP yang memenangkan lomba mengarang?
Sebagai seorang bloger yang sadar diri, aku tahu kualitas tulisanku tidak sebagus itu. Aku sering mengabaikan EYD, asal pakai kata tanpa cek KBBI, dan yang paling parah, aku tidak bisa membuat paragraf yang baik. Masih ingatkah dengan teori pelajaran Bahasa Indonesia tentang syarat paragraf? Kayaknya udah lupa, ya.
Itu sebabnya aku mau belajar dan mengingat kembali teori-teori itu. Tujuanku sebenarnya cukup sampai tulisanku logis, sistematis, terstruktur, dan enak dibaca. Kalau bisa memenangkan lomba setelah belajar ini, tentu jadi nilai plus.
Cara belajarku juga mudah saja, tapi tetap dari sumber terpercaya. Aku pinjam buku dari aplikasi iPusnas (gratis, ya!). Buku yang aku baca berjudul Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf yang ditulis oleh Dr. Munirah M. Pd. Buku terbitan Deepublish ini merupakan bahan ajar mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Makasar.
Kenapa aku tidak cari di Google? Aku sudah coba tapi justru sulit menemukan hasil pencarian dari situs entitas akademik. Malah lebih banyak hasil dari situs berita. Aku jadi bertanya-tanya, apakah tulisannya bisa dipercaya?
Dan inilah hasil belajarku, rangkuman dari apa yang menurutku penting untuk dipahami.
Keterampilan Menulis
Di awal bab pembuka buku ini, aku langsung disambut dengan kalimat "Seorang penulis harus memunyai pengetahuan, pengalaman, wawasan, agama, serba-serbi kehidupan, dan kecakapan menulis yang akan disuguhkan kepada khalayak pembaca." Kalimat ini sungguh nendang dan membuatku terkejut. Aku merasa semakin mantap dengan nasihat atau materi kelas kepenulisan yang mengharuskan penulis untuk banyak menyerap ilmu (dari membaca buku, menonton, atau berdiskusi) dan memiliki kepekaan (untuk memaknai hidup atau melihat kondisi sekeliling).
Nah, berbagai hal yang aku tangkap oleh indra dan aku olah di dalam pikiran ini dirasa penting untuk diorganisasikan. Tak jarang, aku ingin ada orang lain yang mengetahuinya juga. Itulah sebabnya aku perlu menuliskannya untuk mengomunikasikan ide ini kepada orang lain.
Keinginan untuk menyampaikan ide kepada orang lain hanyalah salah satu dari tujuan menulis. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan, 1984), tujuan menulis ada tujuh, yaitu:
- Tujuan penugasan (misalnya, job)
- Tujuan altruistik (menyenangkan pembaca, menolong pembaca memahami, membuat hidup pembaca lebih indah dan menyenangkan)
- Tujuan persuasif (meyakinkan pembaca)
- Tujuan penerangan (memberikan informasi kepada pembaca)
- Tujuan pernyataan diri (semacam memperkenalkan diri)
- Tujuan kreatif (tidak hanya memberikan informasi juga menyentuh perasaan pembaca)
- Tujuan pemecahan masalah (memberikan solusi).
Tujuan-tujuan itu akan tercapai apabila aku mengasah keterampilan menulis yang sayangnya, memang hanya bisa dicapai dengan praktik. Menurut Akhadiah (2002:2) keterampilan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, condong ke arah skill/praktik, bersifat mekanistik, dan harus diasah dengan kegiatan yang bertahap atau akumulatif. Ah shiyap, saatnya belajar sedikit demi sedikit.
Hasil belajar itu akan menghasilkan tulisan yang berkualitas. Kriteria tulisan yang baik mencakup:
- Kualitas dan ruang lingkup isi
- Organisasi dan penyajian isi
- Komposisi
- Kohesi dan koherensi
- Gaya dan bentuk bahasa
- Mekanik: tata bahasa, ejaan, dan tanda baca
- Kerapihan dan kebersihan tulisan
- Respons pembaca yang positif.
Upaya yang perlu dilakukan untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas menurut Syafi'ie (1988:45) adalah:
- Kemampuan menemukan masalah yang akan ditulis
- Kepekaan terhadap kondisi pembaca
- Kemampuan menyusun perencanaan tulisan
- Kemampuan menggunakan bahasa
- Kemampuan memulai tulisan
- Kemampuan memeriksa tulisan
Keterampilan menulis ini akan didapat dengan mengasah diri untuk menghasilkan paragraf demi paragraf yang baik. Sekarang, paragraf itu seperti apa?
Hakikat Paragraf
Menurut Munirah (2019:27), paragraf memiliki ciri-ciri:
- Mengandung ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan
- Memiliki SATU buah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas
- Memiliki satu kesatuan makna yang utuh
- Memiliki kepaduan bentuk dan makna
- Tersusun secara logis dan sistematis
- Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok masalah dulu lalu diikuti uraian
- Paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan dahulu lalu diakhiri dengan pikiran pokok
- Paragraf campuran (deduktif-induktif). Jadi, di awal paragraf ada kalimat utama yang diikuti beberapa kalimat penjelas, lalu diakhiri dengan kalimat utama yang memperjelas kalimat pertama (bisa menggunakan kalimat penegas/punch line).
- Paragraf penuh kalimat topik. Biasanya paragraf ini terdapat dalam uraian yang bersifat deskriptif dan naratif. Semua kalimat sama pentingnya, tapi biasanya ini merupakan bagian dari karangan fiksi.
Fungsi Paragraf
- Mulai dengan kutipan, peribahasa, atau anekdot
- Membatasi bahasan dalam artikel
- Menunjukkan kenapa pokok pikiran artikel ini sangat penting
- Membuat tantangan atas pernyataan atau pendapat
- Menciptakan suatu kontras yang menarik
- Mengungkapkan pengalaman pribadi (yang berkesan)
- Menyatakan maksud dan tujuan artikel
- Membuka artikel dengan pertanyaan-pertanyaan
terima kasih tipsnya ya Mak.
BalasHapussaya masih terus berusaha untuk bisa membuat paragraf yang menarik nih, biar pembaca gak bosan dan jadi betah untuk baca blog saya.
biasanya sih saya nulis paragraf induktif dan juga campuran, niatnya sih gitu tapi gak tau deh udah seperti itu atau belum :D
Waah ..aku jadi malu sendiri nih...selama ini tulisan-tulisan ku masih juauuuuh dari kaidah kepenulisan yang benar. Terimakasih sudah mengingatkan hal penting ini ya .dan aku juga ikut belajar lewat tulisan ini...
BalasHapusmenulis itu memang bukan hal mudah ya kak, butuh keahlian khusus sehingga memang patut sekali dihargai. sayapun sampai sekarang masih belajar untuk menulis kalimat yang utuh terkait satu paragraf satu dengan yang lainnya. apalagi untuk menarik pengunjung memang harus punya uniqueness tersendiri salah satunya adalah menarik dalam banyak halnya
BalasHapusEntah mengapa, setiap kali mulai menulis, saya selalu stagnan di paragraf pembukaan. Rasanya mencari kalimat yang bagus untuk kalimat pembuka itu susah banget
BalasHapusAsli ya, jadi blogger itu multitalent banget, selain bisa nulis, harus bisa desain dan juga fotography, bahkan beberapa blogger memiliki kemampuan coding juga.
BalasHapusHarus terus dikembangkan dan juga up grade terus ya ilmunya, termasuk ilmu nulisnya
Bener lho tiap paragraf itu harus menarik supaya pembaca tetap tekun membaca tulisan Kita. Kadang suka mati gaya juga. Buat Saya perlu kreativitas dan juga imajinasi plus mood yang bagus buat menulis. Membaca tips di atas jadi makin semakin semangat menulis. Makasih ya Mbak
BalasHapusAuto screen dong bagian tugas menulis yang 7. Kayanya yang kutulis masih banyak tujuan kreatif hehehe.
BalasHapusAku baca tulisan ini kayak nemu cermin mbak, berasa ngaca dan langsung raba-raba, tulisanku udah bener belum ya? Bikin paragraf udah oke belum ya? Emang jaid blogger tuh harus belajar banyak hal ternyata, nggak cuma asal nulis posting, tapi di situ banyak sekali ilmu lain yang masih relevan. Termasuk skill menulis begini..
BalasHapusMakasih ilmunya mbaak, semoga aku bisa menerapkan ilmu-ilmu yang mbak tulis di sini :"
terima kasih tipsnya ya kak, pokoknya terus belajar untuk bisa mendapatkan tulisan yang tidak hanya baik tetapi juga enak dibaca.
BalasHapusJadi penulis (aka. Bloger) itu ternyata gak mudah ya mbak. Bikin paragraf aja harus sesuai kaidah... Tapi bener sih, terutama paragraf pertama: harus menarik perhatian pembaca, biar bounce rate nya gak tinggi
BalasHapus...masih bljar bgets aku u/ bsa jdi blogger yg proper heheee...tp msih ngaca tulisannku msih blum proper wkwkwkwk, terimakasih bnyk mbk tips tips menulisnya
BalasHapusNah ini... Bikin kalimat pembuka itu rasanya susah bgt. Jd berasa belajar bahasa indonesia lagi ini. Pemenggalan paragrafku juga masih belum sesuai kaidah sepertinya. Harus banyak belajar lg
BalasHapusBenar adanya jika menulis adalah tentang mekanistik. Berlatih terus agar bisa menulis dengan baik.
BalasHapusTips nya nendang bangettt, semangatnya nular 😆
Aku pun mbak termasuk yang nggak yakin tulisan2ku menarik bagi pembaca. Kudu banyak belajar lagi.
BalasHapusBikin paragraf pertama tuh emang menyita banyak waktu, suka lama bgt mikirnya.. ketik, baca, hapus lagi. Jadi blogger emang tak semudah yg terlihat yaa
BalasHapusseperti kembali mempelajari Bab Paragraf dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Memang Paragraf Pertama itu menjadi kunci banget
BalasHapusJadi ingat pelajaran bahasa Indonesia zaman masih sekolah dulu, hehe. Intinya sih terus berlatih, banyak membaca lalu ATM. Pastinya jam terbang tidak akan menipu... jangan pernah letih belajar dan jangan pernah cepat puas.
BalasHapus