Ilma Hidayati Purnomo

Review Buku Cerita Anak TK

Merasa kesulitan membuat artikel Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan November? Tos dulu, dong! Aku udah buat dua calon artikel yang berakhir mangkrak. Tadinya, aku ingin me-review TV series di Netflix tentang perjodohan tapi aku merasa terlalu banyak kritik yang aku sampaikan. Lalu, aku ingin mengulas buku biografi tokoh politik yang aku kenal secara personal. Sayangnya, rasanya tangan ini gatal sekali ingin mengomentari pribadi aslinya. Aku khawatir terjebak kepada pencemaran nama baik.

Ya sudah, aku menunggu kedatangan ilham saja. Biasanya sambil merenungi tema tulisan, ada saja ide menggelitik yang datang ke otak. Lah, nyatanya tidak ada. Inilah sebabnya aku baru mulai menulis tepat di tanggal 20 November alias batas akhir pengumpulan tulisan.

Ini pun tak sengaja. Hari Rabu lalu, tiba-tiba saja ketika aku menjemput anakku sekolah, gurunya memberikan sebuah tas plastik berisi sejumlah buku. Logo dalam tas itu tidak begitu asing, bertuliskan "Bernie's Bookbank". Aku pernah mendapat buku dengan stiker seperti itu. Itu adalah logo sebuah organisasi non-profit yang memberikan akses buku gratis bagi anak-anak di kota Chicago. Salah satu buku di dalamnya membuatku penasaran.

Bagaimana tidak, pada plastik luar tertulis buku-buku ini diperuntukkan bagi anak Kindergarten-Grade 1, tetapi aku menemukan sebuah chapter book! Iya, buku sejenis novel anak dengan jumlah halaman lebih dari 120. Wah, buku bacaan anak TK di sini kayak gini, ya?

Buku "SUPER HAPPY PARTY BEARS Bat to The Bone"

Sampul ini sangat meriah dan cukup menarik bagi anak usia 5 tahunan. Namun, begitu melihat tebalnya buku ini, aku tidak yakin anak usia segitu sanggup bertahan mendengarkanku membaca ceritanya sampai akhir. Jangankan anak kecil, aku aja enggak bisa baca sekali duduk, pasti dipanggil-panggil anak rewel wkwk
Review Buku Cerita Anak TK di Amerika
Sampul depan. Sumber: Google Books
Saat melihat sampul bagian samping, tertulis angka 5. Ternyata, buku ini adalah bagian dari chapter book series. Meskipun begitu, membaca satu cerita buku ini saja tidak membuatku bertanya-tanya tentang buku sebelumnya. Cerita ini lengkap mengisahkan semua tokohnya dalam menyelesaikan konflik.

Bagiku, komposisi buku ini menarik. Tidak se-membosankan novel orang dewasa, tapi tidak overstuffed dengan gambar yang mendistraksi pikiran. Aku sendiri lebih suka membaca komik daripada novel hingga saat ini (don't judge me because my book preference is like children). Namun, membaca buku ini rasanya membuatku sedikit lebih dewasa tanpa meninggalkan sisi kekanak-kanakanku dalam dunia bacaan 😆
Supper Happy Party Bear
Salah satu halaman yang separuhnya berisi gambar. Sumber: Google Books
Cerita ini dimulai dengan memperkenalkan latar tempat, yaitu Grumpy Woods, sebuah hutan dengan berbagai hewan di dalamnya yang lebih sering menggerutu. Meskipun namanya mengandung kata "hutan" nyatanya komposisi penghuni dan bangunan di dalamnya seperti kota. Para penghuninya disebut townscritters (aku cari artinya berulang kali di Google. Ternyata critter itu bahasa slang-nya binatang). Ada bangunan City Hall bahkan ada binatang yang menyandang pangkat mayor dan sheriff. (Aku bahkan belum pernah menjelaskan tentang konsep kota dan pemerintahan ke anakku 😅)

Di Bab 1, para penduduk kota sedang menggerutu karena ada lubang besar di jalan akibat ulah para tupai yang membenamkan kacang di tanah. Mereka berusaha mencari solusi untuk menutup lubang tersebut ala-ala penduduk kota di Amerika. Mulai dari mengadakan pertemuan di City Hall, voting, dan musyawarah. Penduduk yang hadir, meskipun menggerutu, akhirnya melakukan gotong royong untuk menutup lubang. Namun, ada satu kelompok yang tidak diundang, yaitu Super Happy Party Bears, kelompok beruang yang suka party-party, berisik, dan hidup dengan penuh kesenangan (berkebalikan dengan penduduk Grumpy Woods pada umumnya).

Perkembangan Cerita

Konflik memuncak ketika suatu malam yang tenang tiba-tiba dihebohkan dengan suara musik yang keras hingga menggetarkan rumah Opal Owl. Penghuni Grumpy Woods yang sedang tidur nyenyak pun berkumpul di City Hall dan langsung menyampaikan keluhan mereka kepada Mayor Quill. Tak lama, mereka melihat sebuah poster konser musik rock yang akan diadakan di dekat Grumpy Woods tertempel di pohon keramat. Pohon ini bukan dihuni makhluk astral tetapi karena sudah ditempeli dengan sejumlah Mayoral Decree lalu seenaknya ditimpa poster konser.
Novel Anak
Kadang gambarnya memenuhi satu halaman. Sumber: Google Books
Penduduk Grumpy Woods kesal dan ingin menghentikan konser itu, sedangkan Super Happy Party Bears akan mengikuti konser itu. Hal ini sesuai dengan blurb yang tertulis di sampul belakang buku ini: Will the bears rock the party or will Mayor Quill stop the music?

Aku spoil atau jangan nih? Haha. Jawabannya, enggak dua-duanya! Loh kok bisa? Singkat cerita, usaha penghuni Grumpy Woods untuk menyelundup di kerumunan dan memutus power cable di konser itu memang berhasil tapi Super Happy Party Bears meminjamkan alat musik mereka dan mengambil alih panggung. Konyolnya, beruang-beruang itu justru bernyanyi If you happy and you know it, eat the snack bukannya lagu rock 'n roll. Grup band rock itu kesel sendiri gara-gara gak nyambung nyanyinya dan akhirnya memilih gulung panggung (temennya gulung tikar).

Malam yang panjang itu ditutup dengan kerja bakti semua penghuni Grumpy Woods dan Super Happy Party Bears untuk membersihkan bekas sampah yang ditinggalkan penonton konser. Pagi menjelang, penduduk Grumpy Woods justru mengikuti bed time rituals-nya Super Happy Party Bears padahal biasanya mereka anti dengan kesenangan. Mungkin efek terjaga semalaman sehingga mereka hayuk aja ikutan senang-senang dilanjut tidur pulas.

Menurutku anti klimaks ceritanya sederhana tapi tidak mudah ditebak. Ini menarik sekali soalnya aku penggemar nulis cerita fiksi yang akhirnya ada plot twist. (Tttapi aku gak jago nulis, kok. Cuma suka aja mikirin sambil bengong) Meskipun begitu, menurutku sedikit aneh kalau bisa gelar konser semalam beres, mulai dari pasang poster sampai bongkar panggung. Haha, ya namanya juga cerita anak-anak atuh, Ilma! (Nepuk diri sendiri) <= padahal sendirinya suka buat cerita ngasal ngalor ngidul demi menenangkan anak rewel menuju tidur

Jadi, buku setebal 144 halaman yang dicetak tahun 2017 ini memang cukup menghibur. Harganya pun tidak begitu mahal, tertera USD $5.99. Hmm, aku jadi pingin baca seri lainnya. Kayaknya seru!

Apresiasi yang didapat artikel ini:

Salah satu dari lima tulisan paling enak dibaca
Juara favorit nomor 10
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

4 komentar

  1. Bukunya bagus ini teh Ilma ... aku suka gambarnya cute.

    BalasHapus
  2. Menarik sekali. Jadi pengen baca juga. Selalu suka cerita-cerita untuk anak-anak. Penulisnya bisaan. Kaaan... jadi pengen bisa juga. Tapi sementara ini, pengen baca dulu aja deh, buat inspirasi. Nulisnya sih kapan lagi aja. Hahaa...

    BalasHapus
  3. wah iya, buku 144 halaman buat aku juga nggak bisa tuh sekali duduk selesai apalagi anak-anak ya. Mungkin maksudnya dibaca 1 bab 1 hari, jadi biar ada yang dinanti-nantikan anak sebelum tidur dalam beberapa hari tuh.

    BalasHapus
  4. Grumpy Woods, Super Happy Party Bears, Townscritters, ehehehe, pemberian namanya sangat obvious tapi kocak.
    Kayanya ini jenis bacaan yang ringan dan silly ya ehehe. Kalau Mamah Ilma membacakannya sebagai bedtime stories, anak-anak bobonya bisa kemaleman ya ehehe, keasikan ketawa ketawa. :)

    BalasHapus

Posting Komentar