Ilma Hidayati Purnomo

Bisa Ala Terpaksa

Semasa kecil, saya bersahabat baik dengan dokter. Sering sekali saya berkunjung ke rumah sakit. Sayangnya, bukan untuk silaturahmi, tapi untuk berobat. 

Mulai dari bronkitis, alergi, asam lambung, hingga batuk pilek musiman menjadi alasan saya berobat. Saat itu saya berpikir, mungkin memang badan ini lemah dan mudah disinggahi penyakit.

Setelah menikah, saya tinggal di rumah keluarga suami yang berlokasi di Kabupaten Trenggalek. Mau tidak mau, saya, yang dua puluh tahun lebih tinggal di kota, harus mengikuti gaya hidup di desa. Ternyata inilah titik balik yang mengubah pandangan saya tentang kesehatan tubuh. 

Saat tinggal bersama orang tua, saya biasa makan nasi dengan porsi sangat sedikit dan lebih sering makan cemilan. Ketika tinggal bersama mertua, mereka memaksa saya makan nasi dalam porsi besar. 

Awalnya saya menolak dengan alasan perut sudah kenyang. Akan tetapi, akhirnya saya turuti karena ada rasa tidak enak untuk menyisakan makanan yang sudah disajikan.

Suami saya juga menyuruh saya melakukan olahraga ringan. Alasannya ada dua. Yang pertama, karena saya makan banyak dan kalau tidak diimbangi dengan olahraga, badan saya bisa menggemuk. Yang kedua, karena badan yang aktif akan membuat saya tetap bugar saat mengurus anak.

Tentu saja, awalnya saya menolak dengan alasan tak ada waktu. Setelah dipaksa suami, akhirnya saya mencoba meluangkan waktu sedikit. Saya hanya melakukan dua olahraga rutin, yaitu lari kecil selama 15 menit dan sit up 20 kali. 

Suami bahkan membelikan saya iPhone beserta Apple Watch supaya saya bisa melacak kegiatan olahraga saya. Ia berharap hal ini bisa membuat saya lebih semangat melakukan exercise

Rupanya, perubahan pola hidup hanya dari mengubah diet dan menambah kebiasaan olahraga benar-benar membebaskan saya dari penyakit. Saya tidak lagi mudah terserang batuk pilek dan terbebas dari gangguan asam lambung. 

Bisa ala terpaksa. Hal-hal baik memang harus diawali dengan paksaan. Ketika sudah terbiasa, tidak ada lagi rasa terpaksa. Justru rasa syukur yang terasa karena menikmati manfaatnya. 

Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar