Sudah baca Resah dan Gelisah (Bagian Satu)? Demi menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk dikunjungi orang tua, aku dan suami mengerahkan seluruh daya dan upaya. Tidak cukup membersihkan apartemen. Kami menggeser furnitur bahkan membeli dua sofa baru! 😂
Kalau persiapan kedatangan orang tua belum disebut situasi hectic, jangan khawatir, masih ada tiga jenis visa yang harus diurus sekarang juga ... bersamaan!
Saat ini, suami masih dalam status visa pelajar yang sedang Optional Practical Training (OPT/magang). Pilihan kami ada tiga: perpanjang OPT (karena jurusan suami termasuk STEM), daftar visa non-imigran sebagai pekerja, atau daftar visa imigran sebagai pekerja yang dibutuhkan US. Sebagai lulusan ITB yang ambis, suami minta aku kerjakan tiga-tiganya.
Perpanjang Status Magang
Sebagai lulusan jurusan yang termasuk STEM (science, technology, engineering, mathematics), setelah mendapat waktu magang satu tahun, suami bisa memperpanjang dua tahun lagi. Ini jenis visa yang paling gampang diurus tapi paling lemah.
Stempel visa di paspor kami sudah kedaluwarsa. Artinya, kalau kami pulang ke Indonesia, kami harus mendaftar ulang ke kedutaan US di Indonesia untuk mendapat stempel baru. Ini sangatlah riskan karena umumnya, pelajar diharapkan pulang setelah selesai dengan tugas belajarnya.
Kalau waktu wawancara di kedubes US kami keceplosan bilang mau tinggal lama di US, bisa gagal dapat visa. Gagal balik ke US. Itulah sebabnya udah hampir enam tahun tinggal di US, aku belum bisa pulang kampung.
Meskipun paling mudah diurus, bukan berarti prosesnya mudah. (Bukankah mengurus visa memang tidak pernah mudah?!) Aku harus mengisi form I-983 (Training Plan for STEM OPT Student). Isinya kira-kira aku harus jelasin role suami di kantor, goal trainingnya apa, gimana kantor supervising suami, dan gimana kantor menilai keberhasilan training. Jadi, kerjaanku bacain email kantor suami, mengira-ngira kerjaan suami, terus ngobrol sama ChatGPT.
Formulir ini dikirim ke Office of International Affair kampus suami dulu (University of Chicago). Nanti kami dikirimkan dokumen keimigrasian yang berisi endorsement dari kampus dan pernyataan bahwa suami lagi request perpanjangan waktu magang (nama dokumennya I-20).
Beres itu, siapin dokumen buat apply perpanjangan di USCIS (US Citizenship and Immigration Services), yaitu foto terbaru, foto kartu izin kerja, record masuk ke dan keluar dari US (namanya form I-94), foto paspor, ijazah, dan formulir pengajuan perpanjangan waktu magang (namanya I-765). Terus bayar filing fee. "Gampang, kan?"
Visa Non-Imigran Pekerja (O-1)
Jenis visa ini bersifat sementara, kalau tidak salah harus diperbaharui setiap tahun. Juga, tidak bisa selamanya diperbaharui. Meskipun begitu, syaratnya SYULIT, yaitu "demonstrate extraordinary ability or achievement in a specific field, often with sustained national or international acclaim, and have a job offer in the US to continue work in that area".
Lulus Ph. D. dari universitas di US saja tidak cukup. Punya publikasi paper saja tidak cukup. Punya pekerjaan saja tidak cukup. Harus kombinasi ketiganya ditambah role yang dikerjakan harus yang spesifik dan jarang dikerjakan orang lain.
Akhir tahun lalu, suamiku bilang kalau kantornya memberi fasilitas pengacara untuk mempersiapkan visa ini. Pasalnya, dibutuhkan petisi untuk mendaftar jenis visa O-1. Petisi ini isinya rangkuman seluruh pencapaian hebat yang harus bisa meyakinkan staf USCIS bahwa suamiku layak mendapat visa ini. Untuk jenis visa imigran juga diperlukan petisi. Jadi penasaran, untuk jadi permanent resident di negara lain apakah perlu membuat petisi semacam ini?
Nah, untuk menyusun petisi ini, pengacara kantor meminta sejumlah persyaratan dokumen yang cukup "ajaib":
1. Foto semua halaman paspor terbaru, tidak peduli ada isinya maupun kosong
2. Semua surat berhubungan dengan keimigrasian sejak pindah ke US (sayangnya, sudah ada surat yang hilang)
3. Semua dokumen pelaporan pajak sejak pindah ke US
4. "Itinerary" selama tiga tahun ke depan. Bukan daftar tempat yang mau dikunjugi, tetapi project apa saja yang mau dikerjakan
5. Semua conference paper, bukti presentasi di conference, award, bukti pernah jadi paper reviewer
Visa Imigran Pekerja (EB-2 NIW)
Ada banyak jenis visa imigran pekerja. Setelah kami menimbang semua opsi dan menghubungi attorney, suami disarankan apply EB2-NIW. EB2 menunjukkan jenis visa imigran pekerja preferensi kedua. NIW singkatan dari National Interest Waiver. Jadi, jenis visa ini untuk pekerja imigran level dua (paling tinggi level 1) yang membuat petisi atas dirinya sendiri karena dirinya adalah aset nasional.
Secara kerumitan dokumen, lebih mending daripada O-1. Bedanya, kami bayar sendiri biaya pengacara untuk bantu menyusun petisinya dan seluruh biaya apply. Tidak lebih rumit, bukan berarti gampang.
Persyaratan dokumen yang cukup membuatku pening adalah:
1. Mengecek seluruh paper yang mengutip paper suamiku (ada 175), mana yang mengutip sambil memuji kerjaan pak suami, mendata siapa penulisnya dan sekeren apa penulisnya
2. Menghubungi para penulis itu supaya mau membantu kami menyetujui recommendation letter yang kami (atau pengacara) susun
3. Mengumpulkan sejumlah dokumen pendukung lainnya
Penutup
Pada akhirnya, serumit apapun semua visa yang harus aku urus ini, ya, pada akhirnya tetap harus aku urus. Aku coba mengubah mindset. Tidak perlu overthinking. Kumpulkan saja semua dokumen yang diperlukan lalu berikan semuanya ke attorney. Toh, tugas pengacara kan memang membuat petisi yang bagus. Aku tidak perlu lagi memikirkan jawaban sempurna untuk formulir yang mereka kasih.
Lagipula, pekerjaanku ini masih lebih mudah dibanding suamiku yang mengusahakan semua pencapaian ini. Melihat ke belakang, tahun 2014 suamiku udah mulai pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Lah, aku malah sibuk sama urusan cowok dan IP-ku jeblok.
Sepertinya keresahan dan kegelisahanku ini punya satu benang merah, ya. Ada yang bisa tebak? Nanti aku kasih tahu jawabannya di Resah dan Gelisah (Bagian Akhir) sebagai penutup Tantangan Blogging Level Up Mamah Gajah Ngeblog.
Posting Komentar
Posting Komentar