Ilma Hidayati Purnomo

Kenalan Sama Profesi Jurnalis di Soft Launching Komunitas Menulis.id

Akhir-akhir ini kecanduanku kambuh lagi. Namun kali ini bukan sesuatu yang negatif. Aku lagi kecanduan ikut kelas online dan webinar, apalagi kalau acaranya gratiss.

Minggu, 17 November kemarin aku menyimak webinar webinar yang juga soft launching Komunitas Menulis.id. Webinar berjudul "Kenalan Yuk Sama Profesi Jurnalis" ini didukung oleh wpclub.id, dapanel, bahkan berhadiah hosting gratis dari dewaweb!

Alasan terakhir itulah yang membuatku bersemangat ikut webinar ini hahah

Webinar ini dipandu oleh Mas Cori dan inisiator Menulis.id, Kak Soffya. Sedangkan materi utama dibawakan oleh Kak Lailatul Fitriani, jurnalis media cetak Jawa Pos.

Apa itu Jurnalistik?

Jurnalistik adalah proses kegiatan dalam mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluakan berita melalui media massa. Satu hal penting yang ditekankan Kak Fitri.
Berita tidak sama dengan artikel

Jenis-jenis Berita

Sebelum menulis berita, kita perlu tentukan dulu jenis berita apa yang mau ditulis. Berikut ini empat di antara banyak jenis berita.

1. Straight News 

Jenis berita ini terbagi dua.

A. Hard News
- Jenis berita ini punya masa kadaluarsa (cepat basi) sehingga harus disampaikan saat itu juga
- Topiknya berita bersifat aktual dan krusial (contoh kebakaran, kecelakaan, bencana)
- Berita ini ditulis dengan singkat, padat, dan jelas bahkan cukup 4 paragraf
- Memiliki struktur piramida terbalik yaitu dimulai dari informasi paling penting, diakhiri informasi kurang penting. Paragraf pertama berisi informasi terpenting dan memuat 5W+1H. Paragraf kedua berisi informasi penting aja. Paragraf ketiga berisi hal kurang penting. Paragraf terakhir cukup sekedar info. Sebetulnya, unsur 5W+1H tidak wajib semuanya ada karena biasanya informasi terkait masih simpang siur. Misalnya berita kebakaran. Saat kejadian, belum bisa dipastikan penyebabnya apa dan biasanya masih pakai embel-embel "diduga". Nah, keesokan harinya berita ini bisa ditulis ulang dengan sudut yang berbeda dengan penambahan fakta baru.

B. Soft News
- Jenis berita ini tidak memiliki tenggat waktu, 
- Topik yang dibahas bersifat ringan seperti entertainment, gaya hidup, dan sosial budaya), 
- Bahasanya luwes dan tidak terlalu lugas
Salah satu contoh jenis berita ini, yaitu cara gardening hidroponik.

C. Features
- Jenis berita ini timeless, tak lekang oleh waktu (ecie... kayak lagu)
- Memuat human interest, contohnya kehidupan seleb yang sudah lama tak nampak di layar kaca, 
- Bahasa yang digunakan mirip cerpen.  Storytelling-nya kuat. Berita ini bersifat menghibur tapi faktual bahkan bisa nyastra juga.
- Berita ini tidak harus menjawab 5W+1H. Tidak selalu berstuktur piramida terbalik tetapi memiliki lead yang dibuat semenarik mungkin dan menggugah perasaan pembaca. Lead pada paragraf pertama yang menentukan apakah pembaca akan melanjutkan baca atau skip.
- Jenis berita ini bisa dalam bentuk panjang hingga 12 paragraf

D. Depth news
- Jenis berita ini menekankan unsur why and how
- Proses pembuatan berita ini tergolong panjang dan mendalam, juga melewati banyak wawancara dan riset. Jenis berita ini merupakan pengembangan berita yang udah ada yang masih mengganjal, seperti berita investigasi kasus pembunuhan yang belum jelas pelakunya.

Berita vs Artikel

Ini dia penjelasan dari quote Kak Fitri. Berita dan artikel tidaklah sama

- Berita wajib mencantumkan kutipan dari wawancara narasumber. Tanpa kutipan, tulisan itu bisa dianggap sekedar opini penulis. 
Kalau narasumbernya artis luar negeri, gimana cara nmendapatkan kutipannya? Kita boleh ambil dari media lain tapi disebutin sumbernya (mengutip dari bla bla bla), misalnya dari media sosial pribadi artis itu.
- Berita bersifat terikat pada medianya.
- Berita tidak memuat opini. Jadi, hanya hal-hal faktual yang tertulis di dalamnya.
- Berita menggunakan bahasa jurnalistik, yaitu bahasa baku dan selingkung media. Selingkung adalah peraturan penulisan tertentu yang bisa jadi tidak mematuhi EYD. Contohnya, di Jawa Pos, penulisan gelar tidak menggunakan tanda titik. Seperti penulisan gelar "S. Hum." yang seharusnya menggunakan titik justru ditulis "S Hum"

Kode Etik Jurnalistik

Sumber: Presentasi Kak Fitri
Apa maksudnya praduga tak bersalah? Apabila pelaku belum dihukumi bersalah oleh pengadilan, harus ada embel-embel terduga. Nama pelaku boleh dituliskan dengan jelas. Berbeda dengan identitas korban yang wajib dituliskan inisialnya saja.

Alur Penulisan Berita

1. Mencari topik aktual. Berdasarkan pengalaman Kak Fitri, biasanya ia diskusi dulu dengan redaktur. Proses ini gampang-gampang susah. Buat bloger kayak aku, kalau dapet job atau ikut lomba, ya, biasanya proses ini yang paling ribet
2. Menentukan jenis berita yang akan ditulis 
3. Mencari narasumber, membuat list pertanyaan, dan melakukan wawancara
4. Mengolah hasil wawancara atau data/riset
5. Mnentukan angle berita. 
Misal, kejadian tertangkapnya jambret yang sudah lama buron. Sudut pandang berita ini bisa dari polisi. Bisa juga dari orang sekitar pelaku kalau ternyata pelaku ini melakukan kejahatan karena anaknya sakit (ada sisi humanioranya).
6. Menulis dengan memperhatikan kaidah jurnalistik.

Skill yang Harus Dimiliki Jurnalis

Beberapa kemampuan yang harus dimiliki jurnalis adalah komunikatif (diperlukan untuk proses wawancara), skill menulis, up to date, skeptis, peka sekitar, luwes, daya ingat tajam, dan kemampuan melakukan riset.

Satu pesan dari Kak Fitri.
Untuk jadi jurnalis harus banyak membaca!

Sama seperti kegiatan menulis lainnya, untuk meningkatkan kemampuan, kita harus banyak membaca, menulis, dan berlatih.


Sesi Diskusi

Nahh, sebetulnya inilah bagian paling seru. Tiga panelis menjawab sekitar 20-an pertanyaan dari 30 peserta yang hadir. Sayangnya, anak-anakku sudah bangun waktu masuk sesi diskusi. Maklum, di sini kan pagi hari. Jadi, udah gak bisa fokus karena harus buat sarapan, dll. Aku coba tulis beberapa yang kuingat aja.

Kak Fitri cerita soal suka dukanya menjadi jurnalis. Jurnalis bisa kerja dari mana saja tapi itu berarti kapanpun dan di manapun ia berada, harus siap kalau sewaktu-waktu ada panggilan kerja.

Jam kerja jurnalis juga terbalik, yaitu pada malam hari. Di tempat Kak Fitri kerja, ada dua deadline tulisan. Untuk rubrik lokal (sekitaran Jawa Timur, kalau gak salah), batas waktu draft berita dikirim jam 6 sore. Untuk berita nasional, jam 8 malam. 

Nah, jam 6 sore kan masih sore, ya. Kadang malemnya baru ada kejadian. Jadi ngebut nulis berita, deh.

Belum lagi kalau habis jadi peliput kegiatan pemerintah. Biasanya baru selesai sore dan harus segera ditulis liputannya.

Kalau yang tadi itu dukanya, sukanya menjadi jurnalis itu punya hak khusus masuk ke acara gratis. Misalnya ada konser, bisa masuk gratis sebagai peliput. Yah, walaupun untuk kerja, setidaknya bisa dapat kesempatan menikmati konser gratis.

Selanjutnya, Kak Fitri menjawab pertanyaan soal penjiplakan konten. Bagi Kak Fitri, di sinilah enaknya jadi penulis berita media cetak. Lebih susah di-copas. Menurut Kak Fitri, kalau nemuin tulisannya diplagiat orang, ia anggap sebagai sedekah tulisan saja.

Aku sempat tanya apa benar jurnalis harus menulis banyak berita dalam sehari. Ternyata di tempat kerja Kak Fitri, paling hanya diminta menulis dua sampai tiga berita perhari. Jurnalis yang harus membuat banyak berita dalam sehari biasanya di media online dan itu tidak manusiawi. Makanya, gak aneh jadi banyak berita plagiat karena tuntutan yang gak masuk akal. 

Sebetulnya, mengutip dari berita lain boleh saja tetapi tidak boleh persis dan dari terlalu banyak sumber. Soal sumber berita, Kak Fitri juga menyarankan ambil dari sumber di luar negeri (kalau bukan kasus di Indonesia).

Sekilas Tentang Komunitas Menulis.id

Komunitas ini berisi para pegiat literasi yang bisa memublikasikan tulisannya di situs menulis.id. Di sini anggota bisa menjadi bagian dari redaksi yang secara aktif mengisi tulisan baru maupun tulisan yang pernah dipublikasikan di tempat lain dan di bagikan ulang di situs menulis.id. Selain itu, bisa juga menjadi anggota grup diskusi freelancing.

Kak Soffyah sebagai inisiator komunitas ini menjelaskan bahwa menulis.id adalah wadah penulis untuk saling berjejaring, berbagi, dan mendapatkan kesempatan belajar di kelas online gratis maupun berbayar. Komunitas ini juga sudah dipercaya untuk melakukan liputan pementasan teater.

Meskipun komunitas ini masih tergolong baru, menulis.id didukung oleh komunitas yang lebih besar yaitu wpclub.id, komunitas pengguna wordpress.

Penutup

Dari webinar ini aku dapat insight baru soal penulisan berita yang tidak sama dengan artikel. Ada beberapa aturan penulisan yang harus dipatuhi.

Tak lupa mengucapkan semoga sukses untuk komunitas Menulis.id. Semoga berkembang menjadi komunitas yang besar manfaatnya untuk kemajuan literasi Indonesia.
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Ibu rumah tangga yang kadang belajar hal baru, menulis, memasak, atau ngajar anak. Saat ini tinggal di Seattle, Amerika Serikat.

Related Posts

Posting Komentar