Ilma Hidayati Purnomo

Perjalananku Belajar Makeup dan Skincare (Part 1)

Berhubung saat suami pulang ke Indonesia, beliau memborong puluhan baju untukku, mau tak mau aku pun berusaha menyesuaikan ekspektasi. Baju udah bagus dan beragam, wajah masa polosan aja? Akhirnya, aku mulai mendalami soal makeup.

Sebenernya ini bukan pertama kalinya belajar makeup. Udah pernah aku mulai pas kuliah dan pas awal nikah. Masalahnya, aku itu termasuk orang yang gampang menyerah dalam mempelajari hal yang aku gak suka. Itu juga sebabnya aku sampai kuliah dua tahun sambil belajar dan ikut tes masuk universitas lain haha. Perlu aku cerita tentang ini juga gak, ya? ;)

Ternyata, setelah menjalani kehidupan 28 tahun lamanya dan 5,5 tahun menikah, aku jadi paham maksud: apa yang Allah kasih memang belum tentu apa yang aku suka, tapi pasti apa yang aku butuhkan. Soal belajar pun begitu. Gak semua yang aku suka bener-bener aku perlukan dalam kehidupan. Banyak hal yang perlu aku pelajari tapi aku gak betul-betul suka, seperti mata kuliah Teknik Elektro, masak, dan makeup.

Kalau kata suami, salah satu kemampuan yang membuat orang survive dalam kehidupan adalah menjadi orang yang suka belajar. Sabar memperlajari suatu hal baru dari awal. Rendah hati menerima masukan dari orang lain. Termasuk, mau belajar hal yang tidak disukai tetapi diperlukan dalam kehidupan. Tentu saja, diperlukan jiwa yang besar untuk bisa menerima hal ini. (Aku gak berjiwa besar loh, ya. Selama kuliah 4,5 tahun aja banyak banget ngeluhnya haha)

Seperti biasa, postingan curhat di sini semata-mata aku buat untuk diri sendiri, supaya kalau nanti lupa step-stepnya atau ada informasi yang udah pernah aku dapat, aku bisa refer ke tulisan sendiri. Kalau teman-teman menemukan manfaat dari postingan ini, aku ikut senang :)

Hal Penting Tentang Makeup

Di luar sana, ada banyak banget produk makeup. Banyak merknya, banyak jenisnya, dan banyak macam warnanya. Duh, aku overwhelmed. Setelah berhari-hari dan bermalam-malam browsing di Google dan Youtube, akhirnya aku sampai pada dua kesimpulan: makeup adalah seni dan perjalanan mengenal diri.

Kenapa aku bilang seni? Karena makeup adalah bentuk ekspresi diri yang bebas, sesuka orangnya aja. Ibaratnya ngelukis. Cuma beda medianya aja. Kalau pelukis pakai kanvas, sedangkan orang pakai makeup di wajah.

Orang melukis juga punya banyak aliran. Ada kubisme, abstrak, realis. Makeup juga. Mau yang gaya natural, glam, atau emo.

Nah, karena makeup adalah bentuk ekspresi diri, nggak sah dong kalau kita bermakeup tanpa mengenal diri sendiri? Semacam mau ngeblog tapi belum tahu tujuan ngeblog buat apa #tsah.

Gak deng, lebih tepatnya karena wajah kita udah punya warna bawaan, nggak kayak kanvas yang putih dan kosong. Warna kulit itu menentukan produk makeup apa (atau palet warna apa) yang cocok di wajah kita. Pasalnya, satu warna makeup coklat aja, bisa menghasilkan efek yang berbeda kalau diolesin ke orang yang kulitnya fair, medium, dan dark.

Hal inilah yang membawaku kepada ilmu pertama yang perlu aku tahu yaitu mengenal warna wajah (kulit).

Mengenal Warna Kulit

Apa warna kulit wajah kalian? Kuning langsat, putih pucat, atau hitam pekat? Ehehe, ini bukan rasis ya. Kita kan lagi bahas ilmu pengetahuan.

Aku kurang tahu sih dibalik makna kuning langsat atau sawo matang apakah ada definisi selengkap kalau kita bahas soal ilmu warna dan cahaya (ya, ini juga ilmu yang diperlukan untuk mendalami makeup). Baiklah kita mulai dari definisi dulu.

Hue: pigmen murni, yaitu warna selain hitam, putih, dan abu-abu
Tone: pigmen ditambah warna abu-abu
Tint: pigmen ditambah warna putih
Shade: pigmen ditambah warna hitam

Dari ke empat istilah di atas, mana yang bisa mendefinisikan warna kulit kita? Ada tiga istilah lagi yaitu, skin tone, master tone, dan undertone. Loh, kok pakainya tone? Memangnya kulit wajah kita itu campuran pigmen ditambah warna abu-abu? Yuk, coba nonton video ini dulu.

Jelas ya, ternyata warna kulit kita itu campuran dari pigmen: warna merah, kuning, biru serta warna hitam dan putih. Skin tone itu campuran shade intensity (menunjukkan seberapa terang atau gelap warna kulit kita) dan undertone. Master tone itu hue-nya kulit kita, biasanya dibagi dalam cool, warm, neutral. Nah, undertone itu lebih spesifik lagi. Apakah warna kulit kita itu cenderung pink atau cenderung kuning? Bisa disimak di video di bawah ini.

Cara mengetahui undertone sejauh ini ada tiga yang aku tahu:
1. Lihat warna pembuluh darah di kulit. Kalau warnanya cenderung hijau, kemungkinan kulit kita warm undertone. Kalau warnanya cenderung biru, kemungkinan kulit kita cool undertone. Kalau warnanya hampir sama dengan kulit, kemungkinan kulit kita neutral undertone.
2. Coba pakai perhiasan emas kuning dan perak. Kalau pakai perhiasan emas kuning lebih cocok dengan kulit kita, kemungkinan kulit kita kulit kita warm undertone. Kalau perhiasan perak lebih cocok dengan kulit kita, kemungkinan kulit kita cool undertone. Kalau kedua jenis perhiasan cocok di kulit kita, kemungkinan kulit kita neutral undertone.
3. Ambil foto kita dan bandingkan dengan orang lain. Nah, menurutku ini teknik yang paling pas. Cara ambil fotonya: wajah tanpa makeup, menggunakan pakaian berwarna netral, dan berada di dalam ruangan dengan komposisi cahaya dari jendela dan dalam rumah seimbang. Lalu bandingkan dengan wajah teman atau wajah artis kayak di video kedua.

Gimana? Jadi, undertone kulit teman-teman apa? Kalau aku, ternyata undertone aku pink (master tone-nya cool) karena kulitku secara umum gampang kebakar matahari dan aku sering banget dapet komentar: "Ih, telapak tangan kamu kok merah banget!" Secara umum, kulit aku memang cenderung pink, gitu.

Memangnya tahu ginian buat apa? Buat cari foundation, warna eyeshadow, hingga lipstick yang pas.

Tapi, semakin banyak aku nonton video tutorial makeup, ternyata tidak se-saklek ini prakteknya haha. Buktinya di video ini, undertone wajah asli mbaknya agak campur: rada pink di bagian pipi tapi juga rada kuning di sekitar bibir. Terus dia nyobain makeup yang dikirim sama brand tertentu. Memang dikirim tiga shades foundation, tapi yang dia pilih foundation dengan neutral undertone. Hmm, ini beneran kayak: masak sayur agak pedes, diicip, langsung paham, 'Oh, ini kurang gula sedikit'. She knows what she's doing. While I dont't (:

Segini dulu deh tulisanku. Nanti aku buat part selanjutnya kalau udah ketemu ilmu yang udah aku bener-bener pahami lagi :D
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

Posting Komentar