Ilma Hidayati Purnomo

Asuransi Kesehatan Gigi di Amerika (Part 2)

Sejak pertengahan 2020 lalu, aku mengalami masalah gigi. Waktu itu, ada gigi geraham yang lobang sangat besar karena tambalan sebelumnya lepas. Masalahnya, waktu itu pandemi sedang parah-parahnya, mana berani aku pergi ke dokter gigi.

Saat usia kandunganku tua, sekitar Agustus 2020, aku coba pergi ke dokter gigi menggunakan asuransi kesehatan pemerintah khusus untuk ibu hamil. Ternyata, aku baru bisa mendapatkan perawatan root canal setelah melahirkan. 

Setelah melahirkan Zayn pada bulan September 2020, kembali aku mengunjungi dokter gigi yang berakhir penantian tidak jelas soal surat rujukan ke spesialis endodontis (dokter gigi yang mengerjakan root canal). Hingga masa berlaku asuransi kesehatanku berakhir, masalah gigiku tidak pernah terselesaikan.

Setahun berlalu, November 2021 aku memutuskan untuk kembali mencari solusi dari masalah gigiku yang semakin parah karena rasa sakitnya mulai tidak tertahankan. Akhirnya, aku pergi ke klinik gigi yang memberikan diskon harga bagi pasien dengan keterbatasan ekonomi. Nama kliniknya Friend Health.

Pengalaman ke dokter gigi di Chicago, Illinois

Alhamdulillah, di klinik ini aku bisa mendapatkan full exam (pemeriksaan mulut secara menyeluruh) hanya dengan harga $45 saja (umumnya $135). Harga ini tergolong sangat murah karena harga kontrol gigi di sekitar Hyde Park (kecamatan tempat aku tinggal) bisa mencapai $200an.

Dokter gigi Bhagwakar menyarankan gigiku dicabut. Segera setelah memeriksakan gigiku, ia memberikan surat rujukan ke dokter gigi spesialis oral surgery. Setelah melalui perjalanan panjang mencari klinik, menelpon banyak klinik. membandingkan harga, hingga mengisi beberapa online form untuk daftar appointment, akhirnya aku mendapatkan perawatan cabut gigi di St. Bernard Hospital dengan harga $200 saja pada bulan Februari 2022.

Ternyata, masalah gigiku belum usai ... 

Ada Gigi yang Lepas!

Waktu itu sekitar akhir bulan Juli 2022, baru seminggu usai kecelakaan jatuh dari sepeda. Wajah kananku masih lebam dan sakit. Namun, tetap kucoba pelan-pelan menyikat giginya yang masih ngilu-ngilu sedap. Tiba-tiba saja, aku merasa ada benda keras yang lepas dari gigi.

Aku perhatikan, ternyata benda keras kecil berwarna putih itu lepas dari gigi geraham kiri. Bagian itu lepas dari batas antara gigi dan gusi. Setelah aku minta cek suamiku, ternyata itu bukan gigi, melainkan karang gigi yang sudah mengeras! Pasalnya, setelah melihat deretan gigi yang lain, ada karang berwarna putih menghiasi gigi-gigi bagian dalam.

Suamiku jadi kesal. Bagaimana mungkin ada banyak karang gigi menempel kuat seperti itu? Berarti aku sangat lalai dalam menjaga kesehatan gigi karena buktinya giginya bersih, tidak ada karang gigi meskipun posisi giginya tidak rapi.

Belum lagi setelah aku mengecek gigi yang lain, di gigi geraham atas sebelah kanan ada bagian gigi yang bisa bergerak dan hampir lepas! Duh, ini gara-gara jatuh atau bukan, ya?

Aku putuskan kembali ke klinik Friend Health untuk memastikan. Tanggal 31 Agustus aku mendapat jadwal kontrol setelah sebulan menunggu. Kali ini aku hanya membayar $40, dengan rincian biaya kontrol gratis dan copayment $40.

Setelah melakukan X-Ray seluruh mulut, dokter gigi menjelaskan perawatan apa saja yang aku perlukan.

1. Deep cleaning and root planing. Ini istilah untuk bersihin karang gigi dan merawat area gusi yang sudah terdorong oleh hadirnya karang yang keras. Bisa dibilang ini termasuk gum disease. Tandanya, garis gusi lebih turun dan terasa sakit hinggal berdarah ketika gigi digosok.

2. Filling. Ini istilah untuk tambalan gigi yang bolong. Ada enam gigi yang bolong kecil-kecil.

3. Root canal. Ini istilah untuk perawatan saluran akar. Jadi, di gigi geraham atas kanan yang aku kira bagian gigi yang mau lepas, ternyata hanya tambalannya yang mau lepas. Namun, besaran lubangnya sudah cukup besar hingga hampir menyentuh bagian akar gigi. Mau tidak mau, harus menjalani perawatan saluran akar.

4. Root canal re-treatment. Nah, di sebelah gigi yang bolong besar itu, sebenernya ada gigi yang kelihatan baik-baik saja dari luar. Ternyata, setelah di X-Ray, gigi itu sudah pernah menjalani root canal di Indonesia dan tidak memenuhi standar di sini. Perawatannya tidak menyeluruh hingga ke ujung akar sehingga perlu 'bongkar kuburan' lagi!

5. Crown. Setelah menjalani perawatan saluran akar, gigi wajib dipasangkan crown supaya tidak lobang lagi. Ini semacam pemasangan mahkota gigi yang baru. Jadi nanti gigiku bakal dikikir untuk menempatkan mahkota buatan.

Harga Perawatan Gigi Tidak Masuk Akal

Setelah dijelaskan perawatan apa saja yang aku butuhkan, aku mendapat rencana perawatan beserta harganya. Untuk klinik Friend Health, bersihin karang gigi satu kuadran (kayak seperempat bagian mulut, misal kanan atas) harganya $100 (Rp 1.520.000). Kukira ini udah mahal ya, ternyata setelah aku tanya-tanya klinik gigi di Hyde Park bisa $300.

Untuk bersihin karang gigi satu mulut aku diperlukan biaya $440 (empat kuadran plus $40 untuk perawatan pasca pembersihan. Ditambah nambal enam gigi bolong masing-masing $60 (totalnya $360). Berarti untuk bersihin karang gigi dan nambal aja udah habis $800 (Rp 12.161320).

Selanjutnya, aku perlu perawatan saluran akar. Dokter gigi Bhagwakar mengirimkan surat rujukan ke UIC Dentistry (sekolah kedokteran gigi di sini). Biasanya kan harga di sekolah kedokteran gigi lebih murah daripada klinik biasa. Namun teryata, untuk root canal biayanya $708 (Rp 10.763.000) untuk satu gigi. Untuk root canal re-treatment biayanya $872 (Rp 13.256.000) untuk satu gigi.

Belum selesai di situ saja, masih ada crown yang perkiraan harganya sekitar $800 untuk satu gigi. Aku total-total, masalah gigi ini saja bisa menghabiskan $4000 (Rp 60.807.000). Mau nanges rasanya ...

Udah memohon sama suami biar aku diizinkan pulang sebentar ke Indonesia biar dapat perawatan gigi di sana, tapi ditolak. Dia bilang, dia sanggup membayar semua perawatan ini. Baiklah ...

Perjuangan Mencari Asuransi Kesehatan Gigi

Aku menolak untuk pasrah. Pasti ada cara lain untuk mendapatkan harga lebih murah. Kucoba mengirim email ke salah satu faculty di UIC Dentistry yang berasal dari Indonesia. Aku juga mencoba cari informasi pengalaman dental insurance dari mailing list studentparent juga grup orang tua lainnya. Sayangnya, hanya ada beberapa orang yang membalas.

Dari balasan mereka, bisa aku simpulkan untuk beli asuransi dari kampus, beli voucher diskon perawatan gigi, atau simply ke UIC Dentistry. Semua pilihan itu udah pernah aku cari dan perhitungkan karena sudah hampir dua tahun lamanya aku riset soal ini! Wajar dong ya, kalau aku masih maju-mundur buat daftar karena aku pingin tahu seberapa worth it asuransi ini.

Saat aku pergi ke Shedd Aquarium bareng Mbak Lien, yang membantuku mengasuh anak-anak selama perjalanan, aku bertanya banyak soal asuransi gigi yang ia pakai. Ternyata ia menggunakan Delta Dental dengan premi lebih rendah karena mendapat sponsor dari tempat suaminya bekerja. Ia mendapatkan perawatan aligner hanya dengan setengah harga! Wah, di situlah aku baru mendapat kesimpulan kalau pakai asuransi gigi memang nyata bedanya.

Hingga akhirnya pilihanku jatuh ke Delta Dental karena asuransi ini disediakan juga dari kampus. Namun, kalau aku beli dari kampus, harus sepaket sama student (tidak bisa spouse aja). Aku putuskan beli sendiri di situs https://www.deltadental.com/.

Pengalaman ke Dokter Gigi di Amerika

Tipe asuransi gigi setidaknya ada tiga PPO, HMO, dan discount plan. PPO (Preferred Provider Organization) memiliki jaringan dokter gigi lebih luas, premi lebih mahal, biasanya ada masa tunggu untuk perawatan tertentu, ada batas nominal yang ditanggung asuransi tiap tahunnya.

HMO (Health Maintenance Organization) memiliki jaringan dokter gigi lebih sedikit, harus mendapatkan perawatan dari dokter gigi yang in network (yang punya perjanjian dengan pihak asuransi), premi lebih murah, tanpa masa tunggu, dan tanpa batas nominal tanggungan asuransi. Dari dua tipe ini saja, kelihatan HMO lebih banyak memberikan benefit. Sayangnya, di lapangan, susah sekali mencari dokter gigi yang punya perjanjian dengan tipe HMO ini, apalagi aku perlu perawatan dari setidaknya tiga spesialisasi.

Tipe terakhir, discount plan, merupakan voucher diskon. Kesannya sih gampang pakainya, tinggal dateng ke dokter gigi manapun, tanpa biaya tambahan selain biaya keanggotaan dengan insurance, lalu dapet perawatan gigi dengan harga diskon. Kenyataannya, jarang juga dokter gigi yang mau nerima discount plan ini.

Nah, tipe PPO ini sebenernya banyak pos-pos pengeluarannya. Selain premi, ada deductible dan copayment. Deductible itu harga yang harus kita bayar sebelum ditanggung asuransi. Misalnya, ada deductible $50. Jadi, kalau harga perawatan kita $100, kita bayar $50, asuransi bayar $50. Kalau harga perawatan $40, ya kita bayar $40. Tidak ditanggung asuransi.

Copayment itu biaya yang harus kita keluarkan tiap kontrol di luar deductible. Kayak biaya kontrol yang udah ditentukan, misalnya bayar $20. Gimana, merasa ribet?

Aku juga merasa begitu! Namun, setelah aku hitung kasar, dibanding tanpa asuransi, total biaya perawatan yang aku perlukan ditambah bayar premi sebesar $3000 (lumayan, bisa nyimpen $1000). Juga, dokter gigi yang sudah aku tuju sebelumnya (di klinik Friend Health dan UIC Dentistry) termasuk in network dengan Delta Dental PPO.

Daftar Asuransi Gigi Individu

Kembali ke situs Delta Dental. Aku masuk ke bagian Individual Dental Insurance lalu memasukkan state tempat tinggal di bagian Shop a Plan dan aku pun diarahkan ke situs lokal Delta Dental di https://www.deltadentalil.com/individual-plans/plans-for-you-and-your-family/.

Ternyata untuk di Illinois state, hanya ada Delta Dental PPO Plus Premier plans (tidak ada HMO maupun discount plan). Di dalamnya, ada beberapa plan lagi, aku pilih Progressive Plan karena tidak ada masa tunggu (ini alasan utama aku perlu asuransi kesehatan gigi karena ada urgent care).

Pengalaman ke Dokter Gigi di Chicago

Aku klik Get Quote di plan yang aku mau lalu diarahkan ke situs untuk personalized quote di https://www.deltadentalcoversme.com/s/getaquote?itm_source=DDIL&itm_medium=button&itm_campaign=progressive. Di sana aku memasukkan zip code, tanggal lahir, dan tanggal mulai coverage asuransinya. Aku pilih enroll di Progressive Plan dengan premi $50.09/bulan.

Selanjutnya isi informasi diri deh. Setelah beres, langsung ke pembayaran menggunakan kartu kredit. Isi data kartu kredit. Selanjutnya finalisasi, cek semua data yang diinput dan ada dokumen benefit, policy contract dan privacy statement yang perlu dibaca. Klik Finish, Bismillah. Lanjut buat akun biar bisa manage policy. Namun, belum bisa sign in karena asuransinya belum aktif (aku pilih aktivasi bulan November nanti, biar pas dengan treatment pertama yang aku perlukan).

Sebetulnya, sebelum aku memutuskan beli asuransi ini, aku bela-belain pergi ke UIC Denstistry yang ditempuh naik kereta satu jam lamanya. Maklum, aku gak punya nomor HP wkwk. 

Di sana aku memastikan kalau mereka kerja sama dengan Delta Dental PPO. Juga menanyakan berapa biaya yang harus aku bayar out of pocket. Ternyata hanya sekitar $600 (bandingkan dengan $1500 kalau tanpa asuransi).

Nah, aku kan dapat jadwal appointment tanggal 11 Januari 2023. Itu baru untuk konsultasi. Treatment-nya sendiri harus buat jadwal janjian baru yang masa tunggunya sekitar 4-6 minggu. Juga, satu root canal bisa jadi memerlukan 1-2 kali datang. Yah, mungkin beresnya bulan April lah (semoga!). 

Habis root canal ini kan aku perlupasang crown. Ternyata, kalau aku ingin pasang di UIC Dentistry, aku harus terdaftar sebagai pasien baru di general dentist dulu dan melalui perjalanan panjang baru bisa pasang crown. Jadi aku diminta balik ke dokter gigi yang memberikan surat rujukan. Mudah-mudahan lancar aja deh dan cukup waktunya jangan sampai asuransi udah habis, masih perlu treatment 😅

Lega rasanya ada satu to do list yang berhasil dieksekusi. Nanti aku cerita lagi kalau udah masuk treatment-nya, ya!

Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

2 komentar

  1. Menyimak dengan cerita gigi ini, aku aja mau cabut gigi maju mundur Setelah lihat videonya wkwk, Ga dicabut sakit
    Di indo jauh lebih murah ya, tapi ngakak bacanya Ga sesuai standar itu hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha menurutku mending cabut. Sekali aja sakitnya, langsung beres. Kalau tambal2, kadang tambalannya bisa lepas, harus di treatment lagi.

      Iya di Indonesia jauh lebih murah. Kalau aku benerin gigi di sini tanpa asuransi, udah setara tiket pulang buat berempat hahaha

      Hapus

Posting Komentar