Ilma Hidayati Purnomo

Keinginan Mamah Host

Penasaran kenapa aku mengusulkan tema ini? Alasannya, karena aku adalah ratu penyesalan!

Seingetku, dulu redaksi asli tema usualanku: Keinginan yang belum tercapai. Alasannya, karena aku punya buanyak keinginan yang gak tercapai dulu pas masih belum nikah. 

Pingin jadi dokter lah. Hampir pindah ke Farmasi UI lah (udah duduk di Balairung buat daftar ulang, loh). Pingin ngerasain jadi exchange student (meskipun gak jadi berangkat, akhirnya malah menikah dengan mantan exchange student :p). 

Pingin punya rumah sendiri yang minimalis. Isi rumah itu cuma sebuah upright piano dan kucing-kucing beserta rumah, mainan, dan lorong khusus kucing. Rumah itu juga aku tinggali sendirian! Yup, aku belum begitu pingin nikah, padahal punya pacar bukan suami

Ya, emang plan ambis-dan-tidak-masuk-akal-ku adalah: lulus Elektro ITB, putus dari pacar, pindah ke kota lain, kuliah kedokteran, jadi dokter, punya rumah sendiri, hidup dengan piano dan kucing. 

Untuk mewujudkan mimpi itu, aku harus punya temen deket anak arsitek buat bantu aku bikin rumah kucing impian. Cari temen jago main musik juga biar ada temen duet. Dan lain-lain. Detailnya pernah aku tulisin di kertas, tapi lupa disimpen di mana.
Lulus Sidang
Lulus sidang tapi wajah kurang bahagia. Sumber: Tim Dokumentasi Wisuda April 2017
Apakah aku masih menyesal karena tidak bisa mencapai itu? Masih, sih. Dikit. Namun, banyak juga yang bisa aku syukuri karena ternyata ada keinginan-keinginan lainnya yang terkabul secara ajaib.

Nah, sejujurnya aku lebih seneng dengan ramuan penjelasan tema ala Mamah Uril dalam imaji yang jauh lebih positif. Silakan Mamah-mamah berbagi keinginan pribadi yang bakal di-Amin-kan oleh semua Mamah MGN. Siapa tahu doa atas keinginan kita jadi terkabul, ya, kan?

Jadi, penasaran dengan sisa keinginan yang masih ingin aku capai? Inilah daftarnya! 

Perhatian: daftar keinginan ini mengandung kontroversi. Kebijaksanaan pembaca sangat disarankan.

1. Ganti Kepribadian

Sejujurnya, aku tidak suka dengan kepribadianku yang tertutup dan pendiam ini. Ditambah lagi dengan penuturan Mamaku yang selalu cerita kalau waktu aku usia 2 tahunan, aku itu extrovert. Deketin anak lain buat ajak main atau bahkan temen Papaku juga aku ajak main sekalian. Terus, kenapa aku berubah?

Banyak faktornya. Lingkungan, hasil parenting, dan berbagai pengalaman. Alhasil, aku jadi susah punya teman. Di SMA aku terkenal penyendiri sampai temanku terpaksa ngajak aku ke kantin pas istirahat, takut kesambet hantu noni di SMA 3 😅

Apakah aku pernah berusaha berubah? Pernah. Suamiku juga dulu ngasih buanyak banget saran: minta aku ganti gaya pakaian (dulu aku pakai baju warna gelap melulu), disuruh keluar rumah dan ngobrol sama orang, diminta menulis pengalaman di blog (walaupun sebenernya aku juga udah suka dengan hal ini).

Dulu, aku kira suami itu orang extrovert (itu sebabnya aku jatuh cinta padanya 😝). Namun ternyata, setelah menikah 6 tahun lamanya, aku baru sadar kalau pernikahan akan menyeimbangkan segalanya. Suamiku yang dulunya orang yang suka sosialiasi, jadi lebih mengurangi frekuensi ketemu orang. Bahkan dia mengaku capek setelah ketemu temen dan ngobrol banyak (ciri khas introvert banget, kan?)

Di satu titik, aku pernah berhasil jadi orang yang lebih easy going dan coba ngobrol sama siapa aja. Lalu pandemi menyerang dan praktis, aku terkurung di rumah sekitar 2 tahunan. Sekarang? Kembali jadi pendiam haha

2. Operasi Plastik

(Ngapain sih Ilma nulis keinginan yang gak masuk akal, baik secara agama dan norma sosial?) Tenang dulu, coba baca sampai bagian kesimpulan. Nanti bakal kebayang sebenernya apa yang benar-benar aku inginkan.

Aku juga kurang nyaman dengan bentuk badanku. Dulu aku sering mendapat ejekan yang sifatnya bercanda, soal bentuk bibirku yang besar. Aku sampai pernah kepikiran pingin operasi bibir biar agak kecil. Padahal sekarang bibir besar malah nge-trend, ya?

Aku punya body image yang kurang bagus. Tiap liat timbangan rasanya ingin berhenti makan. Padahal, berat badanku 47 kg untuk tinggi 155 cm. Normal cenderung kurus. Alasannya karena dulu aku sering dengar orang terdekatku mengejek orang gendut.

Terakhir, bentuk dadaku juga rata. Terpikir ingin melakukan breast augmentation. This has gone way too far.

3. Pulang Kampung

Udah 4 tahun tinggal di luar negeri dan gak ada rencana pulang untuk 1-2 tahun ke depan itu kayak ... Aku seneng tinggal di sini tapi kangen juga sama keluarga dan suasana Indonesia. Aku pingin anak-anak juga bisa merasakan secara langsung kampung halaman kami itu seperti apa.

Oh, ada satu hal yang lucu sih soal hubunganku dengan keluarga besar. Karena aku termasuk pendiam (bener-bener kalau dulu ada kumpul keluarga, aku cuma dateng "fisik." Gak ngomong apa-apa sampai ortuku ngajak pulang), aku tuh merasa hampir dianggap gak ada. Haha.

Itu juga sebabnya aku pernah bilang di grup kalau merasa lebih seneng jauh dari keluarga. Default-nya, aku itu dianggap gak ada, tapi gilirannya ada hal-hal yang bisa dikomentarin dari diriku atau keluargaku, mereka bisa kenceng banget kritiknya.

Jadi, aku ingin pulang dengan pribadi yang "baru." Mencoba menjalin hubungan keluarga yang wajar, yaitu untuk silaturahmi. Jangan sampai lupa dan putus hubungan. Soalnya, emang kejadian sama beberapa saudara. Padahal, katanya, saudara itu masih tinggal di Indonesia dan di Pulau Jawa. Kebayang kan, kalau aku kayak gimana? Udah pasti gampang banget terlupakan 😭

Tapi, saking kecilnya kesempatan untuk ke Indonesia, kadang aku sampai terpikir, jangan-jangan pulang ke "kampung halaman" seluruh umat manusia lebih dekat daripada pulang kampung ke Indonesia 😢 Mungkin itu satu tanda, aku harus lebih serius mempersiapkan bekal "pulang" daripada terus memikirkan kapan bisa pulang kampung ke Indonesia.

Kesimpulan

Bisa ditebak kira-kira apa masalahku sebenarnya? Aku itu insecure. Jadi, keinginan terbesarku adalah menerima diri sendiri, berdamai dan merasa nyaman dengannya. Dengan begitu, aku tidak mudah terpengaruh dengan apapun yang aku lihat di luar dan perilaku orang terhadapku.

Harapanku, mentalku jadi lebih dewasa. Bisa bahagia luar dan dalam. Bisa mengemban tugas sebagai hamba Allah, istri, ibu, anak, dan anggota komunitas yang lebih baik lagi.

Usiaku tak lagi muda. Tahun depan sudah kepala tiga. Masa' masih mau begini-begini saja?
Foto di Times Square
Bahagia saat bersama mereka. Saatnya aku bahagia terhadap diri sendiri :) Dokumentasi pribadi
Sekalian mau ngingetin, tiga hari lagi batas waktu setor Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog, lho. Yuk yuk, buruan!
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

11 komentar

  1. Semoga kesampaian teh keinginan untuk self-accepting. Menurutku, sometimes we judge ourselves too hard. Sebenarnya we are just perfect koo, diciptakan sudah sepaket komplit oleh Yang Maha Pencipta :)

    BalasHapus
  2. Teh Ilma peluuukkkk ... Duh kenapa jadi melow pas baca pulang ke kampung sejati: iya ya meraba rasa dalam diri itu penting banget supaya gak gampak galau or kacau saat ada badai dari luar.
    Salam semangat ya ...

    BalasHapus
  3. Konon keinginan seseorang yang tidak teraih, akan diteruskan oleh anak-anaknya. Mungkin saja putra-putra Teh Ilma nanti akan ada yang menjadi dokter dan punya rumah yang ada pianonya dan kucing-kucingnya.

    Sekelas Teh Ilma aja merasa insecure, aaaa jangaan, ehehe. Teh Ilma niy kulihat, belum genap 30 tahun namun sudah banyak pencapaian, cerdas, cantik, sholehah. Dan betul banget Teh, bibir tebel sekarang kan jadi trend, eh dari dulu malah ehehe.

    Nah kalau big boobs, lhaa ku juga pengen, oopps wkwkwk.

    Seru niy baca tulisan Ilma. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iih...engga masalah aku lihat dengan bibir teh Ilma. Sexy aja sih...hihi...
      Mungkin kayak aku nih, keluarga besarku dan suami tuh di JKT, aku & keluarga aja yg di Bandung. Kadang merasa sendiri juga sih...padahal JKT-BDG kan gampang. Tapi kok males ya kumpul keluarga...haha...

      Hapus
  4. Teh Ilma mamah hoosstt.. Salut, teh Ilma berani menuliskan semua penyesalan. Saya termasuk yang ciut nyalinya buat menuliskan kembali yang kurang enak, rasanya seperti mengulang lagi soalnya. Semoga setelah menulis poating ini perasaan jadi lebih baik ya teh!

    BalasHapus
  5. Aduh, baru mau kepala 3 mah masih mudaaa. Pake bangeeettt 😜

    Tenang teh. Justru kita2 yg merantau itu yg paling terkenal di keluarga besar. Tiap ada pertemuan ditanyain, kan!? Pasti semua tau Ilma yang di Amerika 😎

    Siap2 aja justru ntar pas pulang kitanya yg bengong krn belum kenal sama istri/suami sepupu, atau ponakan2 yg entah kapan lahirnya tau2 dah gede aja! 😅

    Selalu jaga semangat di perantauan yaaa. Ntar pulkam dapet hadiah deh! 🤭🤭😘

    BalasHapus
  6. Asli unik-unik nih impiannya Ilma. Aku yang tadinya nggak kepikiran, jadi kepikiran juga. Ha...ha.... Semoga semakin bisa menikmati serunya hidup bersama keluarga ya.

    BalasHapus
  7. Umur 20an memang waktunya galau insecure Tehh hahaha. Aku dulu juga kurang pede. Suka insecure sendiri juga. Tapi kalau aku lebih ke masalah ngerasa nggak gampang disukai orang. Karena aku cuek. Tapi setelah umur 30an, entah kenapa jadi cuek beneran dan jadi lebih pede haha.

    Semoga diberikan rezeki kesehatan, kelapangan, dan kesempatan untuk mencapai semua cita-citanya ya Tehh. Terima kasih tema kerennya :)

    BalasHapus
  8. Ternyata temen ngehost topik punya keinginan yang sepertinya gampang tapi ga gampang ya (kalimat yang agak rancu karena aku bingung mendeskripsikannya). Semoga dengan bertambahnya usia dan bertambahnya pengalaman hidup, bisa semakin lebih menerima diri dan mendapatkan dada yang lebih nyembul #ehapaansihhahahaha.

    BalasHapus
  9. teh ilmaaa kalo 47kg udah mau berhenti makan kalau liat timbangan, mungkin aku yang 20 kg kemudian harusnya puasa ga makan 2 bulan yaaaahh hahahaha

    BalasHapus
  10. Teh Ilma, semoga ditemukan dengan cukup yang semuanya sesuai dengan parameter diri ya. Karena akan beda-beda, pastinya kalau benchmarkingnya di luar diri. Karena cukup, rasanya gak akan pernah cukup. *peluk hangat dari Depok

    BalasHapus

Posting Komentar