Ilma Hidayati Purnomo

Buku yang Tidak Sesuai

Sepertinya baru kali ini urusan beli buku jadi panjang. Biar begitu, ternyata isi buku ini juga melenceng dari tujuan awal. Niatnya beli buat anakku, malah jadi self reminder paling nampol buatku. Buku ini jadi buku yang paling berkesan, kalau tidak bisa disebut yang paling berpengaruh, bagiku. 

Beli Buku Sembunyi Tangan

Bulan Agustus 2021. Waktu itu aku lagi getol berkomunitas. Baru join grup ngeblog setelah sukses menamatkan kelasnya. Lalu, aku melihat status WA founder komunitas itu. Dia nge-share info tentang komunitas penebar siroh (kisah Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya). Aku pikir, wah ini saatnya aku belajar lagi soal ini. Soalnya anak pertamaku bakal mulai sekolah dan gak ada muatan agama di sekolahnya. Satu-satunya yang bisa ngajarin cuma orang tuanya.

Bergabunglah aku di grup tersebut. Lalu aku baru sadar, kalau itu bukan sekedar komunitas yang berbagi pengetahuan agama, tapi grup agen penjualan buku anak-anak. Duh, agak menyesal, tapi aku masih mencoba berpikiran positif. Aku kan gak perlu beli produknya. Aku cukup mengikuti kelas atau kajian online-nya saja (yang gratis tentunya). Namun, namanya dipaparkan dengan promosi terus menerus, enggak mungkin tidak terlintas ketertarikan kan, ya?

Singkat cerita, iming-iming diskon membuatku kepincut salah satu produknya. Dengan dalih ada teman yang lagi pulang ke Indonesia, aku berpikir bisa menitipkan kepadanya saat kembali ke Chicago. Bulan Desember 2021, aku putuskan beli sepaket buku Rasul Teladan Utama seharga Rp 1.650.000 (diskon 20% katanya) dengan uang pinjaman dari adik dan dikirim ke rumah orang tua di Bandung.

Jadi gini pola pikirku. Aku pikir buku agama yang asalnya dari Indonesia bakal punya kualitas lebih bagus dan lebih lengkap dari yang ada di sini karena pemeluk agama Islam kan banyak di tanah air. Terus, kami gak punya tabungan bank dari Indonesia sejak pindah, tapi aku masih bisa dapet sedikit rupiah dari ngeblog (entah menang lomba atau job). Jadi kupikir, daripada minta suamiku transfer dengan biaya proses yang gak murah, mending aku pinjem uang adik terus aku balikin kalau aku ada pemasukan lagi.

Asli, ribet. Aku bahkan gak cerita detail ke suami soal pembelian buku ini. Pokoknya dia tahu aku beli buku terus sampai di sini dibawain temenku, gitu aja. Tapi ternyata gak segampang itu.

Paket buku itu isinya 13 buku hardcover dengan kertas glossy agak tebel ditambah dua poster dan puzzle book. Beratnya itu sekitar 11 kg. Jahat banget rasanya kalau aku titipin semuanya ke temenku. Akhirnya aku pilih 4 buku aja yang dibawa ke sini.

Yang lebih parah, aku ternyata gak dapat pendapatan lagi dari blog. Akhirnya aku memohon-mohon sama suami buat bantuin bayar utang ke adikku pas dia pulang sendirian ke Indonesia bulan September 2022 lalu. Komentar dia, "Haish, kamu lagi-lagi impulsive buying!" Dia bahkan gak sanggup bawa sisa bukunya karena kopernya penuh buat bawa baju baru :')

Review 4 dari 13 Buku

Buku yang berhasil mendarat sampai ke Chicago ada empat: "Ayah Penyayang: Pelayan Terbaik Keluarga dan Umat", "Rasul Seluruh Alam: Pembawa Kebenaran yang Hakiki", komik "Penuntun Hidup Mulia" dan komik "Nasihat Bijaksana". Dua buku pertama berisi kisah Rasulullah saw. berdasarkan timeline kehidupannya. Mulai dari sebelum dilahirkan hingga ketika meninggal dunia. Gambaran isi bukunya bisa dilihat di sini.

Sumber: Channel Telegram Sygma Daya Insani

Bisa dibilang ini termasuk picture book karena tulisannya termasuk agak panjang dan gambarnya besar-besar. Bahasa yang digunakan cocok untuk usia 6 tahunan. Nah, karena ada materi soal perang-perangan dan kejahilan, aku jadi berpikir ulang buat bacain ke anakku yang baru 4 dan 2 tahun. Harusnya mereka dikasih pemahaman soal keindahan akhlak Rasulullah. Inilah poin pertama yang bikin aku nyesel buru-buru beli paket buku ini.

Sumber: sda

Nahhh, hal selanjutnya yang bikin aku nyesel adalah anak-anakku kan ngomongnya pakai bahasa Inggris. Aku harus baca semuanya dan translate dulu sebelum dibacain (tepok jidat). Padahal setelah aku tanya di suatu grup ITB Motherhood, banyak yang nyaranin beli buku berbahasa Inggris karena bahasanya lebih bagus. Fix, aku kurang riset dan tergiur godaan diskon.

Eh tapi, di sinilah aku justru dapet hidayah. Membaca setiap kisah Rasulullah aku jadi sadar betapa manis dan baik akhlaknya. Dan yang paling ngena adalah betapa aku sadar kalau masa kecil Rasulullah itu jauuh banget dari kehidupan yang ideal, apalagi buat ibu-ibu yang merasa paling benar di jaman milenial ini.

Coba bayangin, waktu bayi baru lahir, Nabi Muhammad diasuh oleh single parent (bapaknya meninggal saat beliau masih di dalam kandungan). Udah gitu, masih newborn udah diserahin ke baby sitter! Iya, bayi Nabi Muhammad dibawa oleh Halimah ke desa yang jauh dari kota tempat tinggal ibu kandung dan keluarga besarnya.

Aku tuh sempet geleng-geleng kepala, kayak, gak masuk akal di pikiranku yang masih kolot: anak harus dididik orang tua kandungnya. Homeschooling itu pendidikan paling ideal, dll. Tapi kok, manusia terbaik sepanjang sejarah malah dididik dengan cara seperti itu?

Aku pun jadi terpancing buat Googling dan ketemu lah video ceramah Syaikh Yasir Qadhi yang menjelaskan kenapa orang Arab jaman itu punya budaya ngirim bayi buat diasuh orang lain di desa (dan mereka bayar, lho). Rupanya, jaman itu banyak penyakit yang belum ada vaksin maupun obatnya. Sedangkan penyakit itu bisa menyebar dengan mudah kalau sering berinteraksi dengan orang apalagi buat bayi yang daya tahan tubuhnya belum kuat. Di desa, orang-orang tinggal berjauhan dan masih lebih bersih lingkungannya.

Selain itu, di kota banyak orang yang perangainya buruk. Mereka ingin menghindari anak-anak mereka dari pengaruh buruk. Terakhir, orang-orang desa lebih fasih bahasa Arabnya. Jadi orang tua bayi dari kota minta keluarga susuan buat ajarin anak mereka bahasa Arab yang baik dan benar.

Woah, mindblowing. Dari situ aku jadi sadar betapa aku adalah ibu yang judgemental. Suka banget sinis sama ibu lain yang milih kerja atau sekolah dan nitipin anaknya di baby sitter. Who knows, mereka pasti punya alasan yang baik dan udah mengantisipasi banyak hal.

Sebenernya ada satu lagi penyesalanku. Kualitas cerita buku komiknya itu rendah. Mulai dari judulnya yang panjang, bertele-tele, dan tidak menarik hingga isinya yang terlalu menggurui. Oh, kamu harus cari keganjilan dari cerita di bawah ini. Kalau ketemu, komen di bawah, ya!

Halaman 1

Halaman 2

Singkat cerita, buku ini tidak sesuai harapan dan tujuan awal pembelian. Dah segitu aja, soalnya buat setor Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog dibatasin 1000 kata, doang!


Update: baru sadar kalau grup kajian ibu hamil yang sudah aku ikuti sejak tahun 2017 lalu itu bagian dari corong promosi buku ini. Pasalnya, baru dapet WA dari salah satu adminnya. Waduh, terkoneksi semua gini, ya. Dari grup kajian ibu hamil, coach blogger, hingga nyangkut ke grup penjualan bukunya, sampai ke kelas menulis juga! 

Apresiasi yang didapat artikel ini

Salah satu dari lima tulisan paling unik
Ilma Purnomo (Mama Razin)
Perempuan Indonesia yang saat ini tinggal di Chicago, USA, menemani suami kuliah doktoral. Seorang ibu rumah tangga yang disibukkan oleh dua putranya (Razin dan Zayn). Suka menulis dan belajar hal baru.

Related Posts

4 komentar

  1. Gino datang kepagian (pertama pula) tapi tetiba ada di hadapan teman-teman dan pa Guru:
    he3 ...

    salam semangat teh Ilma

    BalasHapus
  2. Ehehehe "impulsive buying" ya Mah. Mahal pula harganya ehehehe.

    Buku cerita yang kisah Rasulullah, pastilah banyak pelajaran dan manfaatnya. :) Cuman, memang komiknya kok agak aneh ya ahahahaha. Teteh Dewi juga berhasil menemukan 'aneh'-nya.

    Salam buat dua junior Ya Mamah Ilma :)

    BalasHapus
  3. Kalau di circle ku buku ini kesannya jadi buku wajib banget. Cuma karena aku sudah lihat isinya dan membandingkan dengan harganya, rasanya masih memang masih kurang cocok. Tapi syukurnya, buku-buku seperti ini ada tersedia di sekolah yang bisa dibaca sama anak-anak dengan bebas. Menurutku ini sangat membantu sekali. Satu buku semahal itu bisa dibaca sama anak-anak sekelas yang berminat. Bahkan bisa dibawa pulang pula.

    BalasHapus

Posting Komentar